Investor China Lirik Indonesia untuk Hindari Tarif AS

Investor China Lirik Indonesia untuk Hindari Tarif AS
Ilustrasi pusat bisnis di Jakarta, Indonesia. (Foto: Wikimedia Commons/RasyaAbhirama13)

INFORMASI.COM, Jakarta – Gelombang minat investor China untuk menanamkan modal di Indonesia kian deras, didorong oleh upaya menghindari tarif impor tinggi dari Amerika Serikat sekaligus memanfaatkan besarnya pasar domestik Tanah Air.

Apa yang Terjadi?

  • Mengutip New Straits Times, Kamis (14/8/2025), pelaku usaha dari China memikirkan relokasi ke Indonesia.
  • Pertimbangan relokasi utamanya karena tarif AS untuk barang dari Indonesia saat ini berada di level 19 persen.
  • Indonesia juga merupakan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia.
  • Faktor demografi Indonesia menawarkan keunggulan pasar konsumen yang sulit disaingi.
  • Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto juga aktif mempererat hubungan dengan Beijing, termasuk pertemuan langsung dengan Presiden Xi Jinping dan kunjungan Perdana Menteri Li Qiang ke Jakarta.

Pasar Besar dan Pertumbuhan Ekonomi

  • Ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen pada kuartal II-2025, yang merupakan laju tercepat dalam dua tahun terakhir.
  • Bagi pelaku bisnis, kehadiran di Indonesia berarti menguasai hampir separuh pasar Asia Tenggara.
  • Country Head Bank of America untuk Indonesia, Mira Arifin, menilai faktor demografi turut memperkuat daya tarik investasi.

Indonesia punya talenta muda yang dinamis, memudahkan investor asing membangun skala bisnis dengan cepat.

— Country Head Bank of America untuk Indonesia, Mira Arifin.

Lonjakan Investasi dan Permintaan Lahan Industri

  • Data resmi mencatat, investasi dari China dan Hong Kong ke Indonesia naik 6,5 persen secara tahunan menjadi US$8,2 miliar pada paruh pertama 2025.
  • Total investasi asing juga tumbuh 2,58 persen menjadi Rp432,6 triliun. Imbasnya, permintaan lahan industri melonjak tajam.
  • Di Subang Smartpolitan, Jawa Barat, pengelola kawasan mengaku dibanjiri pertanyaan dari investor China segera setelah kesepakatan tarif diumumkan.
  • Harga properti industri dan gudang di kawasan ini bahkan melonjak 15–25 persen year-on-year pada kuartal I-2025, kenaikan tercepat dalam dua dekade.

Tantangan dan Prospek

  • Meski peluangnya besar, investor tetap menghadapi tantangan seperti regulasi berbelit, keterbatasan infrastruktur, dan rantai pasok industri yang belum lengkap seperti di China.
  • Adanya kebijakan populis, termasuk program makan gratis bagi anak sekolah dan ibu hamil, memicu kekhawatiran terhadap disiplin fiskal pemerintah.
  • Namun, stabilnya nilai tukar rupiah dalam beberapa bulan terakhir memberi sinyal positif.

Lonjakan minat investor China ke Indonesia menegaskan pergeseran peta investasi di Asia Tenggara. Dengan tarif AS yang lebih rendah dibanding China, pasar domestik raksasa, dan pertumbuhan ekonomi stabil, Indonesia tampil sebagai tujuan strategis baru. (MarketScreener/New Straits Times)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.