India Ingin Jepang Perluas Keterlibatan di Proyek Kereta Cepat

India Ingin Jepang Perluas Keterlibatan di Proyek Kereta Cepat
Ilustrasi kereta cepat. (Foto: Freepik)

INFORMASI.COM, Jakarta – India mendorong Jepang untuk berpartisipasi dalam pembangunan jalur kereta cepat selain rute di barat India yang kini tengah dibangun menggunakan teknologi Shinkansen.

Apa yang Terjadi?

  • Mengutip The Japan Times, Kamis (14/8/2025), pemerintah India menargetkan pembangunan jaringan kereta cepat sepanjang 7.000 kilometer pada 2047, dua kali lipat dari panjang total jaringan Shinkansen di Jepang.
  • Beberapa survei awal telah dimulai, termasuk jalur New Delhi–Varanasi di wilayah utara.
  • Proyek yang sedang berjalan saat ini adalah jalur Mumbai–Ahmedabad, yang akan menggunakan seri terbaru E10 Shinkansen buatan East Japan Railway Co.
  • India berencana mengoperasikan sebagian layanan kereta cepat pada 2027, dengan seri E10 diperkirakan mulai beroperasi penuh pada awal 2030-an, bersamaan dengan peluncurannya di Jepang.
  • Dorongan ini muncul menjelang rencana pertemuan puncak antara Perdana Menteri Jepang Shigeru Ishiba dan Perdana Menteri India Narendra Modi pada 29 Agustus 2025.

Kenapa Ini Penting?

  • Awalnya, India sempat menutup peluang Jepang untuk terlibat di rute lain akibat mandeknya negosiasi tahun lalu.
  • Kebijakan itu kini dilonggarkan. Jepang, yang berharap bisa memenangkan tender jalur baru, tengah menyiapkan sejumlah proposal, termasuk peningkatan kecepatan operasional.

Langkah Selanjutnya

  • Pertemuan Ishiba–Modi juga diperkirakan akan menandatangani “kemitraan mobilitas generasi berikutnya” yang mencakup kerja sama luas di jalur Mumbai–Ahmedabad.
  • Pembahasan juga akan meliputi pertukaran tenaga kerja, kolaborasi di sektor semikonduktor, serta pembaruan deklarasi bersama keamanan tahun 2008.
  • Rencananya, sehari setelah pertemuan puncak, Modi akan bertatap muka dengan peserta pelatihan masinis Shinkansen asal India di Jepang.

Dengan target ambisius membangun jaringan kereta cepat raksasa, India melihat Jepang sebagai mitra kunci, tidak hanya untuk teknologi, tetapi juga pengembangan SDM dan kerja sama strategis lintas sektor. Pertemuan puncak akhir Agustus menjadi momentum krusial untuk mengunci kesepakatan baru. (The Japan Times)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.