Direktur Mossad Bertemu PM Qatar, Israel Tegaskan Tolak Kesepakatan Sandera Parsial

INFORMASI.COM, Jakarta – Direktur Mossad, David Barnea melakukan kunjungan ke Doha pada Kamis (14/8/2025) untuk bertemu Perdana Menteri Qatar Mohammed bin Abdulrahman al-Thani.
Apa yang Terjadi?
- •Kunjungan Barnea berlangsung di tengah sikap Israel yang semakin keras menolak kesepakatan parsial pembebasan sandera.
- •Barnea menyampaikan kepada PM Qatar bahwa Israel tidak main-main dengan rencana untuk menguasai Gaza sepenuhnya, kecuali ada kemajuan signifikan dalam pembicaraan pembebasan sandera.
- •Pemerintah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu kini hanya mau menerima kesepakatan komprehensif.
- •Kesepakatan yang akan diakui Israel, adalah pembebasan seluruh 50 sandera yang tersisa, pelucutan senjata Hamas, demiliterisasi Gaza, dan pembentukan pemerintahan baru yang tidak terhubung dengan Hamas.
“ Israel tidak berniat memperbarui perundingan mengenai kesepakatan parsial. Satu-satunya isu yang dibahas adalah pembebasan seluruh 50 sandera dengan syarat-syarat yang diajukan Israel untuk mengakhiri perang, termasuk pelucutan senjata Hamas dan demiliterisasi Gaza. ”
— Pejabat senior Mossad.
Mengapa Ini Penting?
- •Upaya perundingan sempat macet setelah proposal gencatan senjata sementara dari utusan khusus AS Steve Witkoff gagal pada Juli 2025.
- •Mesir masih berusaha memediasi Israel dan Hamas agar kembali ke meja perundingan, dengan tawaran gencatan senjata 60 hari yang disertai pembebasan sebagian sandera, pertukaran tahanan, dan masuknya bantuan kemanusiaan tanpa hambatan.
- •Versi proposal yang diajukan Hamas ke Mesir tidak memuat pembebasan sandera, melainkan hanya janji untuk menjaga mereka tetap hidup, dengan imbalan penarikan pasukan Israel.
Tekanan dari Mediator Regional
- •Qatar dan Turki kini menekan Hamas untuk melanjutkan negosiasi secara serius, bahkan dengan syarat menyerahkan kendali Gaza.
- •Delegasi Hamas yang berada di Kairo disebut terbentuk atas dorongan Turki, yang pekan lalu mengadakan pertemuan dengan pimpinan Hamas di Istanbul.
- •Meski ada sinyal kesediaan dari Hamas untuk bernegosiasi, pejabat senior Israel menegaskan mereka tidak akan kembali ke proposal Witkoff atau kesepakatan parsial.
- •Bahkan, seorang pejabat mengakui bahwa narasi soal “kesepakatan komprehensif” justru menghambat kemajuan pembicaraan yang sebelumnya berjalan.
Sejak serangan Hamas 7 Oktober 2023 yang memicu perang, kelompok tersebut menawan 251 orang. Saat ini, 50 sandera masih ditahan, 49 di antaranya dari serangan Oktober 2023. Negosiasi antara Israel dan Hamas berlangsung putus-sambung, dengan dua kali gencatan senjata, yang memungkinkan pembebasan sebagian sandera di akhir 2023 dan awal 2024. (The Times of Israel)