Pemerintah Israel Siap Setujui Proyek Permukiman di Tepi Barat, Dunia Internasional Kecam Keras

INFORMASI.COM, Jakarta – Pemerintah Israel tampaknya akan memberikan persetujuan resmi untuk proyek permukiman E1 di Tepi Barat yang mencakup pembangunan lebih dari 3.400 rumah baru. Proyek ini menuai kritik luas karena dianggap dapat memisahkan wilayah Tepi Barat menjadi dua bagian dan memutus akses antara Yerusalem Timur dan wilayah Palestina lainnya.
Apa yang Terjadi?
- •Mengutip The Guardian, Kamis (14/8/2025), proyek E1 akan memperluas permukiman Ma’ale Adumim hingga mendekati Yerusalem.
- •Keputusan dari Dewan Perencanaan Tertinggi, yang akan bertemu minggu depan, diharapkan mendukung rencana tersebut setelah menolak keberatan dari LSM Israel.
- •Pembangunan pemukiman dipandang banyak pihak akan mempersulit, bahkan menggagalkan, terwujudnya negara Palestina merdeka.
- •Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich, menyebut persetujuan proyek ini akan “mengubur ide negara Palestina”.
“ Mereka yang di seluruh dunia berusaha mengakui negara Palestina akan mendapatkan jawaban langsung dari kami. Bukan melalui dokumen, bukan melalui keputusan atau deklarasi, melainkan melalui fakta. Fakta tentang rumah, lingkungan, jalan, dan keluarga Yahudi yang membangun kehidupan mereka. ”
— Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich.
Kecaman Internasional
- •Rencana ini segera memicu kecaman dari berbagai pihak, mulai dari Uni Eropa, PBB, hingga negara-negara Arab.
- •Uni Eropa menilai pembangunan di E1 melanggar hukum internasional.
- •Jerman, Norwegia, dan Inggris menyerukan agar proyek tersebut dibatalkan.
- •Menteri Luar Negeri Inggris David Lammy menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional, yang akan membelah calon negara Palestina menjadi dua.
- •Mesir dan Qatar mengutuk keras, menyebut pernyataan Smotrich sebagai bukti ekstremisme pemerintah Israel.
- •Palestina menilai rencana ini bersifat kolonial dan bertujuan memecah wilayah Tepi Barat, sehingga mustahil terbentuk negara Palestina yang berkesinambungan.
Dampak Diplomatik
- •Proyek E1 telah menjadi isu sensitif sejak pertama kali digagas pada 1990-an, dan bertahun-tahun tertahan karena penolakan internasional, termasuk dari pemerintahan AS sebelumnya.
- •Meski Smotrich mengklaim ada kesepakatan dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Presiden AS Donald Trump, belum ada konfirmasi resmi.
- •Bagi pengamat, meskipun persetujuan perencanaan akan menjadi langkah besar, pembangunan nyata di lapangan kemungkinan tetap bergantung pada keputusan Netanyahu, mengingat risiko diplomatik yang tinggi.
- •Kelompok pemantau seperti Peace Now dan Breaking the Silence memperingatkan bahwa langkah ini akan mengubur peluang perdamaian, memperkuat aneksasi, dan memperdalam ketegangan di kawasan.
Persetujuan proyek permukiman E1 oleh Israel berpotensi menjadi titik balik yang semakin menjauhkan prospek solusi dua negara. Di tengah perang di Gaza dan meningkatnya isolasi diplomatik, langkah ini memicu kecaman global dan mengancam memperdalam konflik berkepanjangan di kawasan. (The Guardian/The Times of Israel)