Israel Setujui Proyek E1, Pupuskan Harapan Solusi Dua Negara

Israel Setujui Proyek E1, Pupuskan Harapan Solusi Dua Negara
Pemukiman Yahudi di Tepi Barat. (Foto: United Nations Human Rights)

INFORMASI.COM, Jakarta - Israel kembali mengguncang dinamika politik di Tepi Barat setelah memberikan lampu hijau pembangunan pemukiman di kawasan E1, antara Yerusalem dan Ma’ale Adumim. Proyek yang sempat tertunda selama puluhan tahun ini kini dipastikan berjalan setelah disahkan oleh Komite Perencanaan Tinggi Administrasi Sipil di bawah Kementerian Pertahanan.

Apa yang Terjadi?

  • Israel menyetujui pembangunan sekitar 3.400 unit rumah di kawasan E1, yang menghubungkan Yerusalem dengan Ma’ale Adumim.
  • Otoritas Palestina atau Palestinian Authority (PA) menyebut proyek ini memecah Tepi Barat menjadi kanton-kanton terisolasi, mirip “penjara nyata.”
  • Peace Now menilai pembangunan E1 hanya akan mendorong Israel menuju apartheid binasional dan berisiko menghamburkan miliaran shekel.

Apa Selanjutnya?

  • Infrastruktur di kawasan E1 diperkirakan mulai dikerjakan dalam beberapa bulan mendatang, dengan pembangunan rumah dimulai sekitar satu tahun ke depan.
  • Selain 3.400 unit di E1, proyek “Tzippor Midbar” di Ma’ale Adumim menambah 3.515 unit, sehingga total hampir 7.000 unit baru bisa terbangun.
  • Proyek E1 juga diposisikan sebagai respons terhadap negara-negara Barat yang mulai mengakui Palestina.
  • Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memperingatkan proyek ini akan mengakhiri prospek solusi dua negara, sementara Uni Eropa menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional.
  • Langkah ini berisiko meningkatkan ketegangan Israel-Palestina sekaligus memperdalam isolasi diplomatik Israel di panggung global.

Gambaran Luas

  • Kawasan E1 seluas 11,6 km² berada di Area C Tepi Barat, wilayah yang berada di bawah kendali penuh administratif dan keamanan Israel sesuai Perjanjian Oslo 1993.
  • Berdasarkan Perjanjian Oslo 1993, wilayah dibagi menjadi tiga bagian, yakni Area A, Area B, dan Area C.
  • Area A adalah kota-kota Palestina yang dikelola penuh oleh PA.
  • Area B adalah kota kecil yang dikelola PA, tetapi keamanan dipegang Israel.
  • Area C adalah pemukiman Israel, dengan situs militer, dan cadangan alam, di bawah kendali penuh Israel.
  • Banyak negara menilai proyek ini akan memutus keterhubungan Bethlehem, Yerusalem Timur, dan Ramallah — wilayah yang dianggap fondasi teritorial negara Palestina.
  • E1 dipandang sebagai titik kritis; pembangunan di sini bisa menutup secara permanen peluang lahirnya negara Palestina yang berdaulat dan berkesinambungan.

Menurut perjanjian, E1 memang berada di Area C. Israel memiliki hak, baik secara legal maupun berdasarkan kesepakatan internasional, selama pembangunan tidak dilakukan di tanah milik pribadi.

— Mantan Duta Besar Israel untuk Kanada, Alan Baker.

Persetujuan pembangunan E1 menegaskan arah politik Israel menuju kontrol penuh atas Tepi Barat, meski harus berhadapan dengan kecaman internasional. Bagi kubu sayap kanan Israel, ini adalah kemenangan historis; namun bagi Palestina dan banyak negara lain, keputusan ini menandai semakin suramnya peluang tercapainya solusi dua negara. (The Times of Israel/Jerusalem Post)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.