Konglomerasi Korsel Suntik US$150 Miliar ke AS, Dorong Era Baru Kebangkitan Manufaktur

Konglomerasi Korsel Suntik US$150 Miliar ke AS, Dorong Era Baru Kebangkitan Manufaktur
Penandatangan kerja sama antara Korea Zinc dan Lockheed Martin. (Foto: Korea Zinc)

INFORMASI.COM, Jakarta - Konglomerasi terbesar Korea Selatan berkomitmen menanamkan investasi baru senilai US$150 miliar di Amerika Serikat, meliputi sektor semikonduktor, kecerdasan buatan (AI), perkapalan, hingga energi nuklir. Langkah ini dipandang sebagai upaya memperkuat sinergi antara kekuatan manufaktur Korea dengan inovasi teknologi AS.

Latar Belakang Investasi

  • Mengutip The Korea Herald, Selasa (26/8/2025), investasi ini diumumkan dalam forum bisnis di Washington D.C., bertepatan dengan kunjungan pertama Presiden Korsel, Lee Jae Myung ke AS.
  • Pertemuan bertajuk 'Partnership for a Manufacturing Renaissance' ini dihadiri sekitar 40 eksekutif puncak dan pejabat senior kedua negara.
  • Tambahan ini melengkapi komitmen sebelumnya sebesar US$350 miliar dalam dana investasi AS setelah kesepakatan perdagangan yang menurunkan tarif barang Korea dari 25 persen menjadi 15 persen.

Perusahaan-perusahaan Korsel berencana berinvestasi sebesar US$150 miliar di AS untuk mengawali era baru kebangkitan industri manufaktur dan memimpin pasar global bersama AS. Dengan berkolaborasi di industri-industri maju seperti AI, semikonduktor dan bioteknologi, serta di sektor-sektor strategis seperti pembuatan kapal dan tenaga nuklir, Korsel dan AS dapat membuka era keemasan baru di bidang manufaktur.

— Ketua Federasi Industri Korea, Ryu Jin.

Fokus Sektor Strategis

  • AI dan Semikonduktor: Korsel menyoroti peran high bandwidth memory (HBM) dalam mendukung prosesor AI. SK Hynix dan Samsung siap membangun fasilitas baru di AS untuk memperkuat rantai pasok global.
  • Perkapalan: Presiden Lee menekankan bahwa Korsel adalah satu-satunya mitra strategis AS di bidang ini, dengan meluncurkan inisiatif Make American Shipbuilding Great Again.
  • Energi dan Bioteknologi: Investasi diarahkan ke energi nuklir, farmasi, baterai serta LNG carriers, untuk memperluas kerja sama jangka panjang.

Penandatanganan Kesepakatan

  • Sebanyak 11 kesepakatan dan MoU diteken, yang mencakup sektor perkapalan, energi nuklir, LNG, hingga penerbangan.
  • Dari Korsel hadir jajaran pimpinan Samsung, SK, Hyundai, LG, Lotte, Hanwha, CJ, Doosan, Naver, hingga Celltrion.
  • Dari AS hadir beberapa tokoh penting, seperti Menteri Perdagangan Howard Lutnick, CEO Nvidia Jensen Huang, founder Carlyle Group David Rubenstein, serta eksekutif Boeing, IBM, Google, GM, dan OpenAI.

Melalui kerja sama ini, AS akan memperkuat posisi sebagai hub semikonduktor global, sekaligus pusat pengembangan teknologi AI. Sementara, Korsel memperoleh akses lebih luas terhadap pasar dan teknologi AS. Sinergi keduanya diyakini akan menciptakan lapangan kerja, mempercepat transisi energi, dan memperkuat rantai pasok global. (The Korea Herald)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.