Dibayangi Ketidakpastian Tarif Trump dan Prospek Ekonomi, Perusahaan Jepang Tahan Investasi

INFORMASI.COM, Jakarta - Perusahaan Jepang mulai menahan laju belanja modal pada kuartal kedua tahun ini, seiring meningkatnya tekanan tarif dari pemerintahan Donald Trump. Meskipun investasi korporasi masih tumbuh, kecepatannya melambat tajam dan menimbulkan kekhawatiran baru terkait daya tahan ekonomi Jepang di tengah gejolak perdagangan global.
Pertumbuhan Belanja Modal Melambat
- •Data Kementerian Keuangan Jepang menunjukkan belanja modal barang di luar perangkat lunak hanya naik 0,2 persen pada kuartal II, jauh melambat dari 2 persen pada periode yang sama tahun sebelumnya.
- •Angka ini lebih rendah dari 1,3 persen kenaikan investasi yang tercatat dalam estimasi awal produk domestik bruto (PDB).
- •Secara tahunan, investasi, termasuk perangkat lunak, masih tumbuh 7,6 persen, melampaui perkiraan median 6,1 persen.
Tekanan Tarif AS terhadap Perusahaan Jepang
- •Pada kuartal kedua, AS menaikkan tarif mobil Jepang sebesar 25 persen dan mengancam bea serupa pada banyak produk lain.
- •Pada Juli 2025, kedua negara mencapai kesepakatan menurunkan tarif menjadi 15 persen, namun implementasinya belum penuh.
- •Eksportir Jepang kini menghadapi penurunan paling tajam dalam ekspor sejak lebih dari empat tahun, dengan tren penurunan berlanjut tiga bulan berturut-turut.
“ Investasi masih positif, tapi perusahaan kemungkinan akan lebih berhati-hati ke depan seiring dampak tarif Trump yang makin intensif. ”
— Kepala Riset Ekonomi NLI Research Institute, Taro Saito.
Perbedaan Dampak antar Sektor
- •Manufaktur: laba anjlok 10,9 persen pada kuartal kedua, dengan industri otomotif menjadi yang paling tertekan.
- •Non-manufaktur: relatif stabil, dengan penurunan laba hanya 0,2 persen.
- •Beberapa perusahaan memilih menyerap beban tarif agar tetap menjaga pangsa pasar, meski harus mengorbankan margin keuntungan.
Implikasi terhadap Kebijakan Ekonomi
- •Pemerintah Jepang berupaya merevisi pajak pada tahun fiskal mendatang untuk mendorong investasi domestik.
- •Mekanisme investasi senilai US$550 miliar dalam kesepakatan dagang Jepang-AS justru memicu kekhawatiran bahwa perusahaan Jepang lebih tertarik menanam modal di AS ketimbang di dalam negeri.
- •Bank of Japan masih memantau dampak tarif terhadap perekonomian, dengan kemungkinan menahan suku bunga pada pertemuan kebijakan 19 September mendatang.
“ Sektor non-manufaktur masih bertahan dalam hal keuntungan, tetapi manufaktur, khususnya otomotif, sedang memburuk. ”
— Taro Saito.
Prospek PDB Jepang
- •Perekonomian Jepang tumbuh lima kuartal berturut-turut, tetapi data terbaru membuka kemungkinan revisi turun terhadap belanja bisnis dalam laporan PDB kuartal kedua yang akan dirilis 8 September 2025.
- •Ketidakpastian perdagangan global diperkirakan terus menjadi faktor penahan, baik terhadap investasi maupun potensi kenaikan upah di dalam negeri.
Data terbaru menunjukkan meski investasi perusahaan Jepang masih tumbuh, tren perlambatan dan tekanan tarif AS menimbulkan risiko signifikan bagi prospek ekonomi. Dengan manufaktur yang terpukul dan ekspor melemah, Jepang menghadapi tantangan besar menjaga momentum pertumbuhan di tengah ketidakpastian global. (Business Standard)