Putin Siap Akhiri Perang Ukraina dengan Senjata Jika Negosiasi Gagal

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden Rusia Vladimir Putin kembali mengirim sinyal bercampur antara diplomasi dan ancaman militer terkait perang Ukraina. Dalam kunjungannya ke Beijing, ia menyatakan masih melihat peluang negosiasi untuk mengakhiri konflik, tetapi tidak ragu menempuh jalur kekerasan jika jalan damai gagal. Respons cepat datang dari Kyiv yang menilai tawaran Putin sebagai manuver politik yang tidak dapat diterima.
Apa yang Dikatakan Putin?
- •Putin menyebut ada “cahaya di ujung terowongan” berkat upaya Amerika Serikat di bawah Presiden Donald Trump untuk mendorong solusi damai.
- •Namun, Rusia tetap berpegang pada tuntutan lama: Ukraina tak boleh masuk NATO, harus melindungi penutur bahasa Rusia, dan mengakui kendali penuh Moskow atas Donbas.
- •Putin menegaskan siap bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy, tetapi menekankan pertemuan hanya berguna jika menghasilkan kesepakatan nyata.
“ Jika akal sehat menang, akan mungkin tercapai solusi yang dapat diterima untuk mengakhiri konflik ini. ”
— Presiden Rusia, Vladimir Putin.
Reaksi Keras dari Ukraina
- •Pemerintah Kyiv menyebut tawaran Putin sebagai upaya menggiring opini internasional, bukan jalan keluar nyata.
- •Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha mengatakan, sedikitnya tujuh negara, termasuk Austria, Vatikan, Swiss, dan tiga negara Teluk, bersedia menjadi tuan rumah pertemuan damai.
- •Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menegaskan dirinya selalu siap bertemu Putin, tetapi menolak syarat-syarat Moskow yang dianggap “mustahil dipenuhi.”
“ Putin terus mempermainkan semua orang dengan proposal yang jelas-jelas tidak dapat diterima. ”
— Menteri Luar Negeri Ukraina, Andrii Sybiha.
Serangan Rusia di Lapangan
- •Di tengah pernyataan diplomasi, Rusia meluncurkan lebih dari 500 drone dan puluhan rudal ke berbagai wilayah Ukraina.
- •Serangan menghantam infrastruktur energi dan transportasi di 14 lokasi, melukai pekerja kereta api, dan menewaskan sedikitnya sembilan orang di Kostiantynivka, pusat logistik penting di timur.
- •Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy menyebut serangan ini bukti agresi terus berlangsung karena kurangnya tekanan terhadap ekonomi perang Rusia.
“ Agresi ini hanya terus terjadi karena kurangnya tekanan yang cukup, terutama pada ekonomi perang Rusia. ”
— Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy.
Pertemuan Putin-Zelenskyy: Masih Relevan?
- •Putin kembali mempertanyakan legitimasi Zelenskyy karena belum menggelar pemilu selama masa perang, klaim yang ditolak mentah-mentah oleh Kyiv.
- •Trump mendorong keduanya bertemu, bahkan membuka opsi sanksi tambahan terhadap Moskow bila negosiasi gagal.
- •Meski demikian, Kremlin tetap menekankan perlunya persiapan matang agar pertemuan tidak berakhir tanpa hasil.
Konflik Rusia-Ukraina memasuki fase tarik-menarik antara diplomasi semu dan eskalasi militer. Sinyal kompromi dari Moskow berlawanan dengan serangan brutal di lapangan, sementara Kyiv menegaskan tidak akan tunduk pada syarat sepihak. Dengan Trump mencoba memfasilitasi dan sekutu Eropa mendukung Ukraina, masa depan perundingan tetap dipenuhi tanda tanya besar. (CBC)