Uni Emirat Arab Sebut Aneksasi Tepi Barat Oleh Israel Bisa Akhiri Integrasi Regional

Uni Emirat Arab Sebut Aneksasi Tepi Barat Oleh Israel Bisa Akhiri Integrasi Regional
Ilustrasi, pemukiman Yahudi di Tepi Barat. (Foto: United Nations Human Rights)

INFORMASI.COM, Jakarta - Uni Emirat Arab (UEA) mengirimkan pesan tegas kepada Israel: rencana aneksasi Tepi Barat akan menjadi “garis merah” yang mengancam runtuhnya visi integrasi kawasan. Peringatan ini datang hanya dua hari sebelum Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menggelar konsultasi kabinet terkait langkah kontroversial tersebut.

Peringatan Langsung dari Abu Dhabi

  • Diplomat senior UEA, Lana Nusseibeh, menyatakan bahwa aneksasi akan “mengakhiri ide perdamaian yang berkelanjutan” serta mematikan peluang solusi dua negara.
  • Pesan ini menandai alarm serius menjelang lima tahun Abraham Accords, kesepakatan normalisasi yang diinisiasi UEA.
  • Abu Dhabi menegaskan bahwa aneksasi akan dianggap sebagai “kerugian strategis” yang tak bisa ditoleransi.

Aneksasi akan menjadi garis merah bagi pemerintahan saya, dan itu berarti tidak akan ada perdamaian abadi.

— Diplomat senior UEA, Lana Nusseibeh.

Bayangan Masa Lalu Abraham Accords

  • Tahun 2020, Duta Besar UEA untuk AS, Yousef Otaiba, pernah menulis opini di media Israel yang menggugah publik untuk menolak aneksasi demi normalisasi hubungan.
  • Dukungan publik Israel saat itu, yakni 80 persen, berhasil menekan Netanyahu untuk mundur dari rencana aneksasi.
  • Kesepakatan normalisasi pun tercapai dengan dukungan pemerintahan Donald Trump, meski komitmen AS terhadap penolakan aneksasi hanya berlaku hingga akhir masa jabatan Trump.

Tekanan Politik Baru di Israel

  • Dengan Trump kembali ke kursi presiden, koalisi kanan Israel melihat peluang bersejarah untuk mendorong aneksasi.
  • Menteri Keuangan Bezalel Smotrich bahkan mengusulkan Israel menguasai 82 persen Tepi Barat.
  • Langkah ini disebut sebagai respons terhadap rencana negara-negara Barat, termasuk Prancis, Inggris, Kanada, Australia, dan Belgia, yang berencana mengakui negara Palestina di PBB bulan ini.

Pesan UAE untuk Trump dan Publik Israel

  • Nusseibeh menegaskan bahwa Trump memegang kunci agar warisan Abraham Accords tidak hancur karena tekanan kelompok ekstremis.
  • UEA sengaja menyampaikan pesan ini bukan hanya ke pemerintah Israel, tetapi langsung ke masyarakat, seperti strategi komunikasi Abu Dhabi pada 2020.

Kami percaya bahwa Presiden Trump tidak akan membiarkan prinsip Abraham Accords yang menjadi warisannya ternoda.

— Lana Nusseibeh.

Jalan Keluar Masih Terbuka

  • Meski keras, Abu Dhabi tetap memberi sinyal bahwa normalisasi lebih luas dengan negara-negara Arab, termasuk Arab Saudi, masih mungkin terjadi.
  • Namun syaratnya jelas, yakni Israel harus menunda aneksasi dan membuka jalan kredibel menuju negara Palestina.
  • UEA menegaskan sikapnya konsisten, bahkan setelah serangan Hamas 7 Oktober 2023 yang sempat mengguncang kawasan.

Peringatan keras dari UEA mencerminkan betapa rapuhnya fondasi Abraham Accords ketika Israel kembali menghidupkan wacana aneksasi Tepi Barat. Abu Dhabi membuka ruang negosiasi, tetapi juga menegaskan konsekuensi: aneksasi akan menarik kembali tangan persahabatan yang sempat diulurkan dunia Arab. (The Times of Israel)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.