Israel Ultimatum Hamas: Menyerah atau Gaza City Hancur

INFORMASI.COM, Jakarta - Ketegangan perang Gaza kembali memuncak setelah Israel memberikan ultimatum keras kepada Hamas. Pemerintah Israel menegaskan bahwa Gaza City akan menjadi target berikutnya jika Hamas tidak menerima syarat untuk menyerah, melucuti senjata, dan mengakhiri perlawanan.
Mengutip The Times of Israel, Kamis (4/9/2025), pernyataan ini muncul setelah Hamas menyatakan kesediaannya membebaskan seluruh sandera dengan imbalan penghentian perang dan pembebasan tahanan Palestina.
Respons Hamas
- •Hamas menegaskan siap melakukan “kesepakatan komprehensif” yang mencakup pembebasan semua sandera Israel dengan imbalan sejumlah tahanan Palestina.
- •Kesepakatan itu menurut Hamas akan mengakhiri perang, membuka perbatasan untuk kebutuhan warga, serta memulai pembangunan kembali Gaza.
- •Hamas juga menawarkan pembentukan pemerintahan teknokrat independen untuk mengelola Gaza.
“ Kesepakatan ini akan mengakhiri perang di Jalur Gaza, menyebabkan penarikan pasukan pendudukan, membuka perbatasan, dan memulai proses rekonstruksi. ”
— Pernyataan resmi Hamas.
Syarat Israel
Israel menolak proposal Hamas, dengan PM Benjamin Netanyahu menyebutnya sekadar “manuver tanpa hal baru.” Ia menegaskan, negaranya menetapkan lima syarat utama untuk menghentikan perang.
- •Pembebasan semua sandera.
- •Pelucutan senjata Hamas.
- •Demiliterisasi Jalur Gaza.
- •Pengendalian keamanan Gaza oleh Israel.
- •Pembentukan pemerintahan sipil alternatif yang tidak mendukung terorisme.
“ Hanya syarat-syarat ini yang bisa mencegah Hamas mempersenjatai diri kembali dan mengulang tragedi 7 Oktober 2023. ”
— Pernyataan resmi Kantor Perdana Menteri Israel.
Tekanan Internal di Israel
- •Menhan Israel Katz memperingatkan Hamas untuk menerima syarat atau melihat Gaza City bernasib sama dengan Rafah dan Beit Hanoun.
- •Oposisi menilai pemerintah gagal mengutamakan keselamatan sandera
- •Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid mengatakan, pemerintah tidak harus menerima syarat Hamas, tapi wajib kembali ke meja negosiasi dan mencoba menutup kesepakatan.
Perdebatan Kesepakatan Bertahap
- •Hamas menyebut sudah menerima kesepakatan bertahap pada 18 Agustus, hampir identik dengan rancangan yang pernah disetujui Israel.
- •Isi kesepakatan mencakup pembebasan 10 sandera hidup, pengembalian 18 jenazah, ditukar dengan ratusan tahanan Palestina, ditambah gencatan senjata 60 hari.
- •Selama periode itu, negosiasi lanjutan dilakukan untuk sisa 20 sandera, dengan tujuan penghentian perang permanen.
- •Israel menolak pendekatan bertahap, menuntut kesepakatan menyeluruh dan penyerahan total Hamas.
Ketegangan antara Hamas dan Israel menunjukkan jurang besar antara tuntutan kedua pihak. Hamas menawarkan kompromi berupa gencatan senjata dan pembebasan sandera, namun Israel menuntut penyerahan total dan kontrol penuh keamanan Gaza. Situasi ini memperbesar risiko pertempuran besar di Gaza City, sekaligus menambah tekanan politik dan diplomatik terhadap pemerintah Israel. (The Times of Israel)