BRICS Kecam Pemerasan Tarif Global, Soroti Perang Dagang AS

INFORMASI.COM, Bogota - Para pemimpin BRICS mengecam praktik tarif sepihak dan sanksi ekstra-teritorial yang dinilai merugikan negara-negara berkembang, dalam rapat virtual yang dipimpin Brasil, Senin (8/9/2025).
Apa kata mereka:
“ Negara-negara BRICS jadi korban “pemerasan tarif" yang tak bisa dibenarkan dan ilegal. ”
— Luiz Inacio Lula da Silva, Presiden Brasil, tanpa menyebut langsung Amerika Serikat (AS).
- •Lula menilai langkah-langkah seperti tarif dan sanksi sekunder membatasi kebebasan BRICS dalam memperluas perdagangan dengan mitra sahabat.
- •Ia mendorong integrasi perdagangan dan finansial antaranggota sebagai cara menghadapi proteksionisme global.
“ Hegemonisme, unilateralisme, dan proteksionisme semakin marak. Perang dagang dan perang tarif sangat mengganggu ekonomi dunia. ”
— Xi Jinping, Presiden China, juga tanpa menyebut AS atau Donald Trump.
Sementara Masoud Pezeshkian, Presiden Iran, mengusulkan "front bersama BRICS melawan sanksi Barat", menyebutnya ancaman bagi kerja sama global.
“ Dinamika yang terjadi saat ini tak hanya mengancam kepentingan nasional negara-negara merdeka tapi juga mengganggu kerja sama global serta membuat pembangunan berkelanjutan mustahil diwujudkan. ”
— kata Pezeshkian.
Pernyataan netral Putin
Vladimir Putin, Presiden Rusia, juga turut hadir namun tidak bersuara tentang isu perang dagang yang tengah melanda dunia saat ini.
Pernyataan pers resmi Kremlin hanya menyebutkan bahwa "isu kerja sama antara negara anggota BRICS dalam aspek perdagangan, ekonomi, finansial, investasi dan sektor lainnya dibahas".
(ANT)