Belanja Militer Dunia Tembus US$2,7 Triliun, PBB Ingatkan Ancaman bagi Pembangunan

INFORMASI.COM, Jakarta - Belanja militer dunia mencapai rekor baru sebesar US$2,7 triliun pada 2024, menurut laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Mengutip UN News, Selasa (9/9/2025), angka ini menandai kenaikan paling tajam dalam tiga dekade terakhir dan menyoroti kontras tajam antara dana untuk keamanan dan kebutuhan pembangunan global.
Lonjakan Belanja Militer Global
- •Belanja pertahanan naik di seluruh lima kawasan dunia sepanjang 2024.
- •Angka US$2,7 triliun itu 750 kali lebih besar dari anggaran reguler PBB pada 2024.
- •Jumlah tersebut juga hampir 13 kali lipat dari total bantuan pembangunan yang diberikan negara-negara OECD pada periode yang sama.
“ Dunia menghabiskan lebih banyak uang untuk berperang daripada membangun perdamaian. ”
— Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres.
Antara Bantuan atau Persenjataan
Menurut perhitungan PBB, dengan sebagian kecil dari investasi yang dilakukan pada militer, dunia dapat menghapus kemiskinan ekstrem. Sebagian kecil dari anggaran militer global dapat:
- •Membiayai pendidikan bagi seluruh siswa di negara berpenghasilan rendah dan menengah bawah.
- •Menghapus malnutrisi anak secara global.
- •Mendukung adaptasi iklim di negara berkembang.
- •Mempercepat pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).
“ Menyeimbangkan kembali prioritas global bukanlah pilihan, tetapi merupakan keharusan bagi kelangsungan hidup umat manusia. ”
— Kepala Disarmament Affairs PBB, Izumi Nakamitsu.
Pembangunan Berkelanjutan dalam Bahaya
- •Dari 17 SDGs, hanya satu yang berada di jalur pencapaian.
- •Penurunan investasi sosial, pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan infrastruktur membuat kemajuan SDGs terhambat.
- •Menurut UNDP, pembangunan adalah penggerak keamanan. Ketika masyarakat memiliki akses pada pendidikan, layanan kesehatan, dan peluang ekonomi, risiko konflik menurun drastis.
Pendekatan Keamanan Baru
- •Laporan PBB menekankan perlunya pendekatan keamanan multidimensional yang berpusat pada manusia.
- •Diplomasi, kerja sama internasional, dan investasi pembangunan disebut sebagai “garis pertahanan pertama” dari kekerasan.
- •Belanja militer yang berlebihan tidak menjamin perdamaian, justru bisa memicu perlombaan senjata, memperdalam ketidakpercayaan, dan mengalihkan sumber daya dari fondasi stabilitas.
Lonjakan belanja militer dunia mencerminkan dilema besar antara memilih investasi untuk senjata atau pembangunan. PBB menekankan bahwa keamanan sejati lahir dari pembangunan manusia yang inklusif, bukan dari persenjataan semata. (UN News)