Aktivis Konservatif AS Charlie Kirk Tewas Ditembak di Universitas Utah

Aktivis Konservatif AS Charlie Kirk Tewas Ditembak di Universitas Utah
Aktivis konservatif AS dan Founder Turning Point, Charlie Kirk. (Foto: YouTube/Charlie Kirk)

INFORMASI.COM, Jakarta - Dunia politik Amerika Serikat kembali diguncang tragedi. Charlie Kirk, aktivis konservatif berusia 31 tahun sekaligus pendiri Turning Point USA dan sekutu dekat Presiden Donald Trump, tewas ditembak pada Rabu (10/9/2025) di sebuah acara kampus di Utah Valley University. Gubernur Utah, Spencer Cox, menyebut insiden ini sebagai "pembunuhan politik" yang dilakukan dari atap gedung kampus.

Kronologi Penembakan

  • Kirk sedang berbicara di bawah tenda bertuliskan slogan “The American Comeback” dan “Prove Me Wrong”.
  • Sebuah tembakan tunggal terdengar, mengenai bagian leher Kirk dan menimbulkan kepanikan.
  • Polisi menyatakan pelaku menembak dari atap gedung kampus dengan mengenakan pakaian gelap.
  • Kampus segera dievakuasi, kelas dibatalkan, dan polisi bersenjata menyisir area sekitar untuk mencari pelaku.

Reaksi Politik dan Publik

  • Donald Trump mengumumkan kematian Kirk di media sosial, menyebutnya sebagai “pahlawan bagi kebenaran dan kebebasan.”
  • Partai Republik dan Demokrat kompak mengecam aksi kekerasan ini.
  • Bendera nasional diperintahkan setengah tiang sebagai tanda berkabung.

Mereka yang bertanggung jawab akan dimintai pertanggungjawaban sepenuhnya. Kekerasan tidak memiliki tempat dalam kehidupan publik kita.

— Gubernur Utah, Spencer Cox.

Eskalasi Kekerasan Politik di AS

  • Insiden ini menambah daftar panjang kasus kekerasan politik di AS, termasuk penembakan terhadap Trump tahun lalu.
  • Dalam beberapa bulan terakhir, terjadi pembunuhan terhadap anggota parlemen negara bagian Minnesota, pembakaran rumah Gubernur Pennsylvania, hingga serangan terkait konflik Hamas di Colorado.
  • Peristiwa ini menegaskan sulitnya mencegah ketegangan politik berubah menjadi aksi kekerasan.

Kontroversi Sebelum Acara

  • Acara ini merupakan bagian dari tur “The American Comeback Tour” milik Kirk.
  • Sebelum penyelenggaraan, hampir 1.000 orang menandatangani petisi menolak kehadirannya di kampus.
  • Universitas tetap mengizinkan acara dengan dalih kebebasan berpendapat sesuai Konstitusi AS.

Pembunuhan Charlie Kirk tidak hanya memperdalam polarisasi politik di Amerika Serikat, tetapi juga memperkuat kekhawatiran bahwa retorika politik ekstrem kian berpotensi melahirkan kekerasan nyata. Dengan kasus ini, AS kembali dihadapkan pada pertanyaan besar: bagaimana menjaga kebebasan berpendapat tanpa membiarkan perbedaan politik berujung pada tragedi berdarah. (AP)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.