Krisis Imigrasi di Georgia Bikin Korea Selatan Ragu Investasi di AS

Krisis Imigrasi di Georgia Bikin Korea Selatan Ragu Investasi di AS
Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung. (Foto: Kantor Presiden Korea Selatan)

INFORMASI.COM, Jakarta - Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung memperingatkan, bahwa perusahaan Korsel dapat menahan diri untuk berinvestasi di Amerika Serikat setelah insiden penggerebekan imigrasi di fasilitas pabrik baterai Hyundai-LG di Georgia. Pernyataan ini disampaikan Lee dalam konferensi pers, Kamis (11/9/2025), yang menandai 100 hari masa jabatannya.

Dampak pada Investasi Korea di AS

  • Lee menegaskan bahwa perusahaan Korsel akan "sangat ragu" dalam mengambil keputusan investasi langsung di AS.
  • Kekhawatiran muncul karena perusahaan khawatir akan perlakuan yang dianggap "merugikan" dari otoritas AS.
  • Menurut Lee, situasi ini bisa membuat perusahaan enggan membangun pabrik baru di AS.

Nasib Pekerja Korsel di Georgia

  • Lee mengumumkan bahwa pekerja Korsel yang ditahan akan dibebaskan pada pukul 3 sore waktu Seoul.
  • Sebanyak 306 warga Korea, termasuk 10 perempuan, serta 14 warga negara asing lainnya akan diterbangkan pulang dengan pesawat carteran pada Jumat dini hari.
  • Satu orang pekerja memilih tetap tinggal karena memiliki anggota keluarga berstatus penduduk tetap di AS.

Bagi perusahaan, ini bisa menjadi kerugian atau kesulitan untuk mendirikan pabrik di sana, sehingga mereka tidak bisa tidak memikirkan ulang keputusan itu.

— Presiden Korea Selatan, Lee Jae Myung.

Kontroversi Transportasi dengan Borgol

  • Keberangkatan awal pekerja tertunda karena otoritas AS bersikeras membawa mereka dengan borgol.
  • Pemerintah Korsel melayangkan protes keras, hingga akhirnya Washington mengubah sikap setelah ada arahan langsung dari Gedung Putih.
  • Lee menyebut bahwa Presiden Donald Trump memerintahkan agar pekerja dibebaskan tanpa paksaan, dengan opsi bagi mereka yang ingin tetap tinggal.

Kasus penggerebekan di Georgia membuka babak baru ketegangan dalam hubungan ekonomi Korea Selatan dan Amerika Serikat. Dengan perusahaan Korea kini lebih berhati-hati terhadap risiko perlakuan tidak adil, masa depan investasi besar di sektor industri AS berpotensi terpengaruh secara signifikan. (Yonhap)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.