AS-China Capai Kesepakatan Awal Soal Kepemilikan TikTok

AS-China Capai Kesepakatan Awal Soal Kepemilikan TikTok
Ilustrasi, logo TikTok. (Foto: ByteDance)

INFORMASI.COM, Jakarta - Amerika Serikat dan China akhirnya mencapai kesepakatan awal mengenai masa depan TikTok. Setelah berbulan-bulan tarik ulur, kedua negara sepakat pada kerangka kerja untuk mentransfer kepemilikan aplikasi populer tersebut ke pihak yang dikendalikan AS.

Mengutip The Guardian, Senin (15/9/2025), kesepakatan ini dianggap sebagai terobosan dalam perselisihan panjang yang melibatkan aspek perdagangan, keamanan nasional, dan geopolitik teknologi.

Kerangka Kesepakatan

  • Jamieson Greer, perwakilan dagang AS, menyebut telah tercapai framework agreement untuk mengalihkan kepemilikan TikTok ke pihak AS.
  • Scott Bessent, Menteri Keuangan AS, menegaskan detail komersial tidak akan dipublikasikan karena bersifat bisnis antar-perusahaan.
  • Pihak China, melalui negosiator utama Li Chenggang, mengonfirmasi adanya konsensus dasar untuk mengurangi hambatan investasi dan mendorong kerja sama dagang.

Reaksi dan Teguran dari Beijing

  • Li Chenggang menekankan bahwa gesekan ekonomi antara dua negara besar adalah hal yang wajar.
  • Namun, ia memperingatkan Washington agar tidak terus melakukan tekanan terhadap perusahaan China.

Kami ingin menekankan bahwa hasil konsultasi ekonomi ini tidak mudah diraih. AS tidak bisa, di satu sisi, meminta kami memenuhi kepentingannya, namun di sisi lain terus menekan perusahaan China.

— Negotiator Utama China, Li Chenggang.

Latar Belakang Ketegangan

  • Pada April 2024, Presiden Joe Biden menandatangani undang-undang yang memberi ByteDance waktu sembilan bulan untuk menjual TikTok atau menghadapi larangan penuh.
  • Donald Trump, yang kembali ke Gedung Putih, beberapa kali memperpanjang tenggat waktu tersebut, bahkan membatalkan pemblokiran singkat TikTok pada Januari lalu.
  • AS memiliki lebih dari 135 juta pengguna aktif TikTok, termasuk akun resmi Gedung Putih yang baru diluncurkan pada Agustus 2025.

Kekhawatiran Keamanan Nasional

AS khawatir TikTok dapat digunakan Beijing untuk memata-matai warga AS atau memengaruhi opini publik.

FBI dan Departemen Kehakiman menyoroti tiga area utama, antara lain:

  • Kampanye pengaruh politik oleh China
  • Pengumpulan data masif pengguna AS
  • Potensi kerentanan keamanan perangkat pengguna

Dokumen pengadilan juga mengungkap bahwa TikTok melalui platform internal Lark pernah mengumpulkan data sensitif terkait isu sosial-politik di AS.

Jejak Panjang TikTok di AS

  • Sejak 2020, Trump sudah menekan ByteDance untuk melepas TikTok.
  • Microsoft sempat hampir membeli aplikasi ini, tetapi gagal.
  • Walmart dan Oracle juga pernah mengajukan akuisisi bersama melalui entitas baru bernama TikTok Global, yang kemudian ditangguhkan.
  • Oracle hingga kini masih menjadi penyedia cloud TikTok di AS, sebagai bagian dari solusi keamanan data.

Kesepakatan ini kini menunggu persetujuan akhir Presiden Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping. Trump memberi isyarat di Truth Social bahwa kesepakatan untuk sebuah perusahaan yang sangat disukai anak muda akan membuat mereka bahagia. (The Guardian)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.