IEA: Penurunan Produksi Migas Global Kian Cepat, Ancaman Bagi Pasar dan Keamanan Energi

INFORMASI.COM, Jakarta - Laporan terbaru International Energy Agency (IEA) yang dipublikasikan Selasa (16/9/2025), memperingatkan bahwa tingkat penurunan produksi minyak dan gas dari ladang yang ada semakin cepat. Fenomena ini membawa dampak besar terhadap keseimbangan pasar global dan keamanan energi, karena industri harus bekerja lebih keras hanya untuk mempertahankan level produksi saat ini.
Laju Penurunan Produksi Kian Mengkhawatirkan
- •Penurunan rata-rata produksi ladang minyak dan gas dunia kini lebih cepat dibanding satu dekade lalu.
- •Penyebab utamanya, adalah meningkatnya ketergantungan pada ladang shale dan deep offshore yang memang lebih cepat menurun.
- •Tanpa investasi tambahan, pasar global akan kehilangan suplai setara produksi gabungan Brasil dan Norwegia setiap tahun.
Fokus Investasi yang Berat di "Menahan Kehilangan"
- •Hampir 90 persen investasi hulu migas hanya dipakai untuk menutup penurunan produksi, bukan untuk menambah pasokan baru.
- •Pada 2010, tanpa investasi baru, dunia kehilangan 4 juta barel minyak per hari. Kini angka itu melonjak menjadi 5,5 juta barel per hari.
- •Gas alam juga menghadapi hal serupa, dimana penurunan dari 180 miliar meter kubik (billion cubic meters/bcm) per tahun di 2010 menjadi 270 bcm per tahun.
“ Tingkat penurunan adalah hal yang tidak dapat dihindari dalam setiap diskusi tentang kebutuhan investasi di sektor minyak dan gas, dan analisis terbaru kami menunjukkan bahwa tingkat penurunan tersebut telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir. ”
— Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol.
Perbedaan Geografis dan Jenis Ladang
- •Ladang supergiant di Timur Tengah: tingkat penurunan kurang dari 2 persen per tahun.
- •Ladang lepas pantai kecil di Eropa: rata-rata penurunan lebih dari 15 persen per tahun.
- •Shale oil dan tight gas: paling ekstrem, turun lebih dari 35 persen di tahun pertama jika tanpa investasi.
Laporan IEA menyimpulkan, bahwa untuk mempertahankan produksi global hingga 2050, dunia butuh tambahan lebih dari 45 juta barel minyak per hari dan hampir 2.000 bcm gas dari ladang konvensional baru. Jumlah ini setara dengan gabungan produksi tiga produsen migas terbesar dunia saat ini. (IEA)