- Home
- Internasional
- Israel Perang Darat Lawan Hizbullah, Untung atau Buntung?
Israel Perang Darat Lawan Hizbullah, Untung atau Buntung?

INFORMASI.COM Jakarta - Israel akhirnya mengerahkan pasukan darat memasuki wilayah Lebanon bagian selatan untuk menyerang kelompok Hizbullah. Pengerahan pasukan darat dimulai Selasa (1/10/2024).
Serangan darat Israel akan difokuskan di sekitar Lebanon selatan. Pasukan Israel menargetkan pangkalan-pangkalan Hizbullah di sepanjang perbatasan yang dianggap mengancam Israel.
"Serangan darat lokal ini akan menargetkan benteng-benteng Hizbullah yang mengancam kota-kota Israel, kibbutzim, dan masyarakat di sepanjang perbatasan kami," kata juru bicara pasukan pertahanan Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari, dalan sebuah pernyataan yang disiarkan akun X @IDF.
After operating in Gaza, where the soldiers of the 98th division gained skills and operational experience, they moved north and are now conducting limited, localized, targeted operations that began last night.
— Israel Defense Forces (@IDF) October 1, 2024
We will continue fighting to achieve all goals of the war including… pic.twitter.com/eoSDaYbRvo
Pasukan Israel pun meminta warga sipil di Lebanon selatan untuk mengungsi. Setidaknya, peringatan itu ditujukan kepada warga 25 desa di Lebanon selatan.
"(Pasukan Pertahanan Israel) IDF tidak ingin menyakiti Anda, dan demi keselamatan Anda sendiri, Anda harus segera mengungsi dari rumah Anda," kata pernyataan yang diunggah di X. "Setiap rumah yang digunakan oleh Hizbullah untuk kebutuhan militernya diperkirakan akan menjadi sasaran."
Penduduk pun diminta segera menuju utara Sungai Awali. Warga sipil Lebanon pun dilarang menuju Selatan lantaran kemungkinan menjadi medan perang antara Israel dan Hizbullah.
"Hati-hati, Anda tidak diizinkan pergi ke selatan. Pergi ke selatan dapat membahayakan hidup Anda," katanya. "Kami akan memberi tahu Anda saat sudah aman untuk kembali ke rumah."
Israel mengklaim Hizbullah telah mengubah desa-desa di Lebanon selatan menjadi pangkalan militer yang disiapkan untuk menyerang Israel.
“Hezbollah had prepared to use those villages — as staging grounds for an October 7-style invasion…into Israeli homes. Hezbollah planned to invade Israel, attack Israeli communities, and massacre innocent men women and children.”
— Israel Defense Forces (@IDF) October 1, 2024
🎥Watch the full statement by IDF Spox. RAdm.… pic.twitter.com/gHnKWSPGDv
Israel Sudah Lama Terobos Daratan Lebanon?
Saat Hagari mengklaim baru menyiapkan keberangkatan pasukan darat Israel ke Lebanon selatan, laporan surat kabar Amerika Serikat, Washington Post, justru menyebut tantara Israel sudah menelusuri sebuah wilayah yang diduga terdapat terowongan Hizbullah dekat perbatasan dengan Israel.
Invasi tentara Israel itu sudah dilakukan dalam beberapa hari terakhir,. Ini mengindikasikan pasukan militer Israel sudah melakukan penerobosan batas negara secara darat.
Dalam laporanWashington Post, Senin (30/9/2024), upaya Israel menerobos batas negara itu disebut dilakukan untuk mengumpulkan informasi atau merusak kemampuan Hizbullah untuk menyerang Israel dari dalam.
As we continue to fight in a multi-front war, we are operating in Gaza in order to bring our hostages home and dismantle Hamas.
— Israel Defense Forces (@IDF) September 29, 2024
IDF troops discovered, mapped and dismantled an underground tunnel route that is approx. 1km long, embedded near residential buildings and civilian… pic.twitter.com/Y3DyDD4Jsc
Penerobosan yang bisa disebut penyerangan secara diam-diam ini melibatkan pasukan khusus. Mereka memasuki jaringan terowongan bawah tanah, yang dalam pandangan Israel, sengaja dibuat Hizbullah di dekat Garis Biru yang memisahkan Israel dari Lebanon.
Hingga tulisan ini dipublikasi, belum ada pernyataan resmi dari Hizbullah terkait invasi daratan Lebanon yang dilakukan Israel. Namun, menurut Samer Jaber, pengamat Timur Tengah dari Universitas London, menghitung adanya keuntungan taktis Hizbullah saat Israel menepaki daratan Lebanon selatan.
Menurut Samer, justru serangan-serangan Hizbullah beberapa hari belakangan dilakukan untuk memprovokasi Israel memulai invasi skala penuh. Bagi Hizbullah, eskalasi ke peperangan darat menawarkan keuntungan taktis yang cukup besar.

Dalam hipotesisnya yang dijabarkan di media Aljazeera, Samer mengatakan Hizbullah memang memancing Israel untuk turun di darat. Taktik ini, katanya, akan membatasi efektivitas serangan udara Israel.
Misalnya, F-35 tidak akan digunakan di wilayah tempat pasukan Israel bentrok dengan Hizbullah karena risiko tentara Israel tewas dalam pemboman tersebut.
Selain itu, pasukan Hizbullah lebih mengenal medan yang menantang di Lebanon selatan. Ini adalah keuntungan besar Hizbullah.
Selama bertahun-tahun, Hizbullah juga telah mengembangkan infrastruktur logistik dan militer yang kuat yang dirancang untuk mendukung peperangan darat yang berkepanjangan di wilayah ini.
Najib Mikati: Salah satu Fase Berbahaya dalam Sejarah Lebanon
Serangan darat ini membuat pemerintah resmi Lebanon geram. Menurut Perdana Menteri Lebanon, Najib Mikati, negaranya tengah menghadapi salah satu fase berbahaya dalam sejarah negara itu.
More than 100,000, mostly Lebanese and Syrians, including vulnerable women and children, have fled Lebanon to Syria.
— UNHCR, the UN Refugee Agency (@Refugees) October 1, 2024
Your donation can provide critical shelter, food and water to those arriving at border crossings.
Help us support families in need: https://t.co/MdYLO1qu1l pic.twitter.com/4Fpem3pfql
Untuk mengantisipasi banyaknya korban jiwa dari warga sipil, Najib mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memberikan bantuan bagi pengungsi yang meninggalkan wilayah Lebanon selatan akibat serangan Israel.
"Sekitar satu juta orang kami telah mengungsi karena perang yang dilancarkan Israel di Lebanon," kata Najib Mikati seperti dilansir dari kantor berita Lebanon, NNA, Selasa (1/10/2024).
Sementara itu, menurut pejabat sementara Menteri Kesehatan Lebanonn, Firas Abiad, sedikitnya 1.030 orang tewas sejak Israel secara insentif menyerang Lebanon 16 September 2024. Serangan yang kian massif itu juga setidaknya melukai 6.352 orang di Lebanon.
(ANT/Anadolu/Aljazeera/TimesofIsrael/Washington Post)
Komentar (0)
Login to comment on this news