- Home
- Internasional
- AS Hentikan Penerbangan ke Haiti 30 Hari Usai Insiden Penembakan Pesawat
AS Hentikan Penerbangan ke Haiti 30 Hari Usai Insiden Penembakan Pesawat

INFORMASI.COM, Jakarta - Regulator otoritas penerbangan AS, Federation Aviation Administration (FAA), memutuskan untuk melarang maskapai penerbangan AS beroperasi i Haiti selama 30 hari. Keputusan ini diambil setelah dua insiden penembakan yang menimpa pesawat komersial pada Senin (11/11/2024).
Dikutip dari Global News, Rabu (12/11/2024), FAA menerbitkan larangan operasi penerbangan sipil AS di wilayah dan ruang udara Haiti di bawah ketinggian 10 ribu kaki.
Larangan itu diambil setelah pesawat maskapai Spirit Airlines yang hendak bertolak ke Port-au-Prince, Haiti, terkena tembakan. Pesawat Spirit Airlines dialihkan ke Republik Dominika.
Selain itu, pesawat JetBlue Airways baru saja kembali dari ibu kota Haiti, ditemukan dalam kondisi rusak akibat tembakan. Ini diketahui setelah pesawat tiba di New York, AS.
Amerika Serikat Janji tak akan Biarkan Lebanon seperti GazaSekadar informasi, tembakan ini merupakan bagian kekerasan yang meletus di Haiti setelah pelantikan perdana menteri baru.
Presiden Republik Dominika, Luis Abinader, mengecam aksi ini sebagai tindakan terorisme dan meminta agar komunitas internasional menyatakan geng-geng tersebut sebagai kelompok teroris.
"Ini adalah tindakan terorisme. Negara-negara yang mengikuti dan membantu Haiti seharusnya menyatakan geng-geng bersenjata ini sebagai kelompok teroris," kata Abinader.
Pada hari yang sama, di luar bandara Haiti, polisi bersenjata lengkap melakukan pemeriksaan ketat terhadap kendaraan umum sebagai upaya menjaga keamanan. Jalan-jalan tampak sepi dengan suara tembakan yang sesekali terdengar dan mencerminkan situasi genting di Port-au-Prince yang diperkirakan sudah dikuasai geng hingga 85%.
Kekerasan Terjadi Sejak 2016
Kekerasan terjadi setelah dewan transisi, yang ditugaskan untuk memulihkan tatanan demokrasi di Haiti yang belum mengadakan pemilu sejak 2016, memutuskan untuk memecat Garry Conille yang kerap berselisih dengan dewan. Kemudian, dewan transisi mengangkat Alix Didier Fils-Aime sebagai perdana menteri baru.
Amerika yang Mengutuk sekaligus Bangga saat Israel Diserang IranMeskipun dewan transisi telah menunjuk Fils-Aimé untuk memulihkan stabilitas dan menjanjikan pemilu, warga Haiti merasa skeptis. Seorang warga bernama Martha Jean-Pierre, merasa ragu dengan sang perdana menteri baru.
“Apa gunanya perdana menteri baru jika tidak ada keamanan, jika saya tidak bisa bergerak bebas dan menjual barang dagangan saya,” kata dia.
Di sisi lain, rasa frustrasi juga dialami oleh pihak internasional seperti PBB dan AS. Departemen Luar (Deplu) Negeri AS turut menyampaikan keprihatinannya, menyerukan pemerintah transisi Haiti untuk segera menyiapkan langkah konkret guna menekan kekerasan dan mengatur pemilu.
“Kebutuhan mendesak rakyat Haiti mengharuskan pemerintah transisi memprioritaskan pemerintahan di atas kepentingan pribadi para aktor politik,” ujar Departemen Luar Negeri AS.
Komentar (0)
Login to comment on this news