Trump Telepon Netanyahu, AS Pertimbangkan Ikut Serang Fasilitas Nuklir Iran

INFORMASI, Jakarta – Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara dengan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melalui sambungan telepon, Selasa (18/6/2025) malam. Panggilan telepon itu dilakukan pada hari yang sama ketika Trump bertemu Tim Keamanan Nasional AS di Ruang Situasi di Gedung Putih.
Menurut dua pejabat Israel kepada Axios, keduanya membahas eskalasi perang antara Israel dan Iran. Pejabat Israel yang tak mau disebut namanya itu mengatakan Netanyahu dan lembaga pertahanan Israel yakin AS kemungkinan akan melancarkan serangan terhadap fasilitas Fordow dalam beberapa hari ke depan.
צפו במסיבת העיתונאים של ראש הממשלה >> pic.twitter.com/W6CWPMOUMB
— Benjamin Netanyahu - בנימין נתניהו (@netanyahu) June 16, 2025
Axios juga bertanya kepada tiga pejabat AS sebelumnya yang juga mengindikasikan bahwa Trump serius mempertimbangkan keterlibatan langsung militer AS untuk menyerang fasilitas nuklir Iran.
Sebagai informasi, sejauh ini AS baru terlibat dalam operasi defensif membantu Israel menangkis serangan rudal Iran, belum terlibat dalam serangan langsung ke Teheran.
Trump memimpin rapat Tim Keamanan Nasional selama sekitar 1 jam 20 menit di Gedung Putih setelah memangkas Waktu pertemuan KTT G7 di Italia.
Dalam pernyataan kepada awak media di Air Force One saat balik ke AS, ia menegaskan tidak tertarik pada "gencatan senjata sementara", namun menginginkan "akhir nyata" bagi perang dan program nuklir Iran.
"Pertemuan langsung dengan pihak Iran pekan ini bergantung pada perkembangan situasi setelah saya kembali ke Washington," ujar Trump di pesawat kepresidenannya.
Sebelum rapat, Trump juga membuat serangkaian pesan bernada ancaman melalui akun resmi Truth Social miliknya. Pesan itu tentu ditujukan kepada Iran, wabilkhusus Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei.
"Kami kini memiliki kendali penuh atas langit Iran. Perlengkapan pertahanan Iran tidak sebanding dengan buatan AS," tulis Trump.
"Kami tahu persis di mana 'Pemimpin Tertinggi' bersembunyi. Kesabaran kami menipis," katanya merujuk kepada Khamenei.
Ali Khamenei: Perang Dimulai!
Mendapat sindiran, bahkan ancaman keras dari Trump, Ali Khamenei sepertinya tidak gamang. Pemimpin Tertinggi Republik Islam Iran itu malah balik mengultimatum pihak Israel.
Ultimatum itu ia sampaikan melalui akun X resmi miliknya, @khamenei_fa.
"Atas nama Haidar yang mulia, pertempuran dimulai. Ali, dengan Zulfikarnya, kembali ke Khaibar, Allahu Akbar," tulis akun Khamenei, Rabu (18/6/2025).
به نام نامی #حیدر، نبرد آغاز میگردد
— KHAMENEI.IR | فارسی 🇮🇷 (@Khamenei_fa) June 17, 2025
علی با ذوالفقار خود، به #خیبر باز میگردد#الله_اکبر pic.twitter.com/yGYrXUDGoK
Sebagai informasi, Haydar merujuk pada Ali bin Abi Thalib, keponakan sekaligus menantu Nabi Muhammad, yang oleh kelompok Syiah sangat diagungkan. Adapun Zulfikar merupakan nama pedang legendaris Ali.
Sementara itu, Khaibar yang disebut Khamenei merujuk pada sebuah oasis sekitar 150 km di utara Madinah, tempat terjadinya perang antara kaum muslim yang dipimpin Nabi Muhammad dengan kaum Yahudi yang berada di Hijaz pada tahun 7 Hijriyah atau sekitar 628 Masehi.
Di akun lain yang juga miliknya, Khamenei pun menegaskan Iran akan terus menanggapi provokasi Israel, bahkan tidak akan memberikan belas kasihan kepada rezim Zionis itu.
"Kita harus memberikan tanggapan yang tegas terhadap rezim teroris Zionis. Kami tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada Zionis," kata Khamenei, sehari sebelumnya. (Axios/ABC/X)
Kehidupan Getir akan Menimpa Zionis
— Khamenei.ir|Indonesian (@id_Khamenei) June 15, 2025
Tidak diragukan lagi, kehidupan getir akan menimpa Zionis.
Rezim Zionis melakukan kesalahan besar... dan akibatnya, dengan izin Allah, nasib mereka akan mengenaskan.#Iran#Khamenei pic.twitter.com/Hl2dnmDeqj