Indonesia Raih Penghargaan WSIS 2025, Sukses Lestarikan Bahasa Daerah

Indonesia Raih Penghargaan WSIS 2025, Sukses Lestarikan Bahasa Daerah
Penghargaan yang disabet oleh perwakilan Indonesia di ajang WSIS Prize 2025. (ANTARA/HO-Kementerian Komdigi)

INFORMASI.COM, Jakarta - Program BASAibu dari Indonesia meraih penghargaan dalam World Summit on the Information Society (WSIS) Prizes 2025 untuk kategori Cultural Diversity and Identity, Linguistic Diversity, and Local Content. Program ini dinilai berhasil memberdayakan generasi muda dalam pelestarian bahasa daerah melalui ruang digital.

Kenapa penting?

Bahasa daerah di berbagai belahan dunia terus terancam punah. Catatan UNESCO dalam UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger:

  • Satu bahasa lokal punah setiap dua minggu.
  • 2.600 dari sekitar 7.000 bahasa di dunia terancam punah.
  • Punahnya bahasa = punahnya dunia.

Detail program BASAibu

  • BASAibu dinominasikan bersama 11 program lain dari Indonesia.
  • BASAibu merupakan bagian dari inisiatif Empowering Youth through Digital Innovation.
  • Mendorong keterlibatan generasi muda menggunakan bahasa lokal di platform digital.
  • BASAibu dinilai menjadi contoh pemanfaatan teknologi digital untuk menjaga bahasa lokal dari kepunahan.

BASAibu adalah contoh bagaimana ruang digital dimanfaatkan secara positif untuk mendorong generasi muda turut melestarikan budaya.

— Ichwan Makmur Nasution, Kepala Pusat Kelembagaan Internasional Sekretariat Jenderal Kementerian Komunikasi dan Digital, Rabu di Jakarta.

Kemenangan lain dari Indonesia

  • Inisiatif “ASEAN Guideline on Management of Government Information in Combating Fake News and Disinformation in The Media” dari Kementerian Komdigi meraih predikat Champion dalam kategori Media.
  • Fotografer asal Malang, M. Joko Apriyo Putro, memenangkan WSIS Photo Contest melalui karya yang menampilkan dua perempuan mengenakan busana khas Jawa Timur sedang mengunggah konten tari tradisional ke media sosial.

WSIS Prizes bukan hanya ajang penghargaan, tetapi juga bentuk pengakuan global terhadap praktik baik dalam transformasi digital.

— Nezar Patria, Wamenkomdigi, dalam konferensi pers 16 April 2025 di Jakarta.

Bahasa lokal menurut UNESCO

  • Identitas, budaya, dan pengetahuan lokal, bukan cuma alat komunikasi.
  • Bahasa merupakan salah satu hak asasi manusia, kehilangan bahasa bisa menjadi bentuk marginalisasi atau diskriminasi.
  • UNESCO mendukung pendidikan di tingkat awal berbasis bahasa ibu.
  • Teknologi informasi bisa menghidupkan kembali bahasa lokal.

Dekade Bahasa Adat

UNESCO bersama PBB meluncurkan International Decade of Indigenous Languages 2022-2032, untuk mendorong:

  • Pembuatan kebijakan pelestarian bahasa.
  • Partisipasi komunitas adat dalam dokumentasi menggunakan bahasa ibu.
  • Kolaborasi antarnegara dan antarlembaga untuk menjaga bahasa ibu.

(ANT)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.