INFORMASI.COM, Jakarta - Wakil Menteri Sekretaris Negara (Wamensesneg) Juri Ardiantoro menegaskan program Makan Bergizi Gratis (MBG) tidak akan dihentikan meski muncul kasus-kasus keracunan.
Terakhir, kasus keracunan MBG terjadi di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. pada Senin (22/9/2025) dan Rabu (24/9/2025) dengan korban hingga lebih dari 1.000 orang.
Catatan Pemkab Bandung Barat menyebut 475 siswa di Cipongkor keracunan pada Senin (22/9). Sementara 500 siswa di Neglasari dan Cipongkor, serta 60 siswa di Cihampelas keracunan pada Rabu (24/9).
Lanjut Terus
- •Sejumlah kalangan mendesak evaluasi menyeluruh, bahkan penghentian sementara, usai kasus keracunan.
- •Namun, pemerintah menegaskan MBG tetap berjalan dengan pengawasan lebih ketat, sambil memperbaiki tata kelola dan jalur distribusi.
- •Presiden memberi arahan agar mitigasi risiko diperkuat untuk mencegah masalah serupa di kemudian hari.
“ Memang beberapa aspirasi dari beberapa kalangan yang minta ada evaluasi total, ada pemberhentian sementara, ada juga sambil jalan kita perbaiki tapi tidak perlu menghentikan secara total. ”
— Juri Ardiantoro, Wamen Sesneg, Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Respons Insiden Bandung Barat
- •Kasus keracunan ratusan pelajar penerima MBG di Bandung Barat sudah ditetapkan sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB).
- •Pemerintah langsung menangani pemulihan kesehatan siswa, melakukan penelusuran lapangan, serta mengoordinasikan langkah dengan Badan Gizi Nasional (BGN) dan Kantor Staf Presiden (KSP).
- •Langkah cepat itu dimaksudkan mencegah demoralisasi publik terhadap program.
“ Jangan sampai terjadi demoralisasi dalam program ini, karena ada sesuatu yang tidak pas. ”
— Wamensesneg menerangkan.
Fokus Keselamatan Anak
- •Pemerintah menekankan bukan hanya target distribusi yang penting, melainkan juga kualitas makanan agar aman dikonsumsi.
- •Komunikasi intensif dilakukan dengan kementerian terkait dan pimpinan BGN untuk memastikan standar keamanan pangan dipenuhi.
- •Pemerintah berkomitmen mencari solusi terbaik agar insiden serupa tidak terulang.
“ Yang penting kita menyelamatkan program yang baik ini, karena program ini dibutuhkan anak-anak kita. ”
— Juri Ardiantoro menegaskan.
(ANT)