Korupsi, Salah Satu Biang Keladi Bubarnya VOC

INFORMASI.COM, Jakarta – Perusahaan kongsi dagang milik Belanda, Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), berdiri pada 1602 dan menjadi salah satu kekuatan perdagangan terbesar di dunia. Namun, kongsi dagang itu bubar pada 1799.
Salah satu penyebab VOC dibubarkan adalah korupsi.
Menurut penelusuran Informasi.com dari berbagai sumber, Senin (16/12/2024), perusahaan yang pernah menjadi simbol dominasi Belanda di perdagangan internasional ini runtuh dan korupsi menjadi salah satu biang kerok.
VOC tercatat mencapai kejayaan pada abad ke-17. Perusahaan itu mengendalikan perdagangan rempah-rempah di Asia dan menjadi perusahaan pertama di dunia yang menerbitkan saham.
4 Informasi Sejarah Dunia yang Jarang Banget Orang TahuNamun, kejayaan VOC justru dirusak oleh korupsi yang merajalela. Dalam The Dutch East India Compnay: Expansion and Decline, pakar sejarah, Femme S. Gaastra berkata korupsi di tubuh VOC ibarat kanker yang menghancurkan dari dalam.
Praktik perdagangan gelap dan perdagangan pribadi menjadi salah satu bentuk korupsi pejabat VOC. Karena inilah, ada yang memplesetkan VOC menjadi Vergaan Onder Corruptie (Runtuh Gara-gara Korupsi).
Menurut sejarahwan, Ong Hok Ham, dalam buku Dari Priyayi Sampai Nyi Blorong, perdagangan pribadi atau perdagangan gelap disebut dengan morshandel. Praktik ini kerap dilakukan oleh para petinggi VOC. Mereka menggunakan sejumlah fasilitas VOC seperti kapal, gudang, hingga modal dan koneksi.
Menurut Parakitri T. Simbolon, dalam buku “Menjadi Indonesia”, VOC melakukan sejumlah praktik korupsi, seperti stille winsten (memotong keuntungan yang menjadi hak VOC), overwichten (memaksa rakyat menyerahkan hasil bumi lebih dari ketentuan), dan hommagien (menerima hadiah dari para penjilat).
Lantas, mengapa korupsi bisa terjadi di kalangan VOC? Menurut Erlina Wiyanarti dalam artikel Korupsi pada Masa VOC dalam Multiperspektif, faktor penghasilan menjadi salah satu penyebabnya.
“VOC terlalu kikir dalam menggaji pegawai sehingga menimbulkan kecurangan-kecurangan untuk menguntungkan diri sendiri,” tulis Erlina.
Sejarah Hari Ini: 33 Tahun yang Lalu Candi Borobudur dan Candi Prambanan Diakui UNESCOAlhasil, mereka mencari keuntungan tambahan melalui pemerasan, penyelundupan, dan perdagangan swasta yang melanggar monopoli kompeni.
Kala itu, gaji seorang serdadu rendah senilai 10 gulden per bulan, sementara pegawai administratif 16-24 gulden per bulan. Para pegawai setingkat juru tulis digaji 24 gulden per bulan. Sementara itu, gubernur jenderal menerima 600 gulden-700 gulden per bulan.
“Ini tak sesuai dengan gaya hidup di Batavia pada saat itu,” tulis Erlina.
Makanya, tak jarang pegawai VOC terlibat dalam perdagangan gelap dan memberikan barang kepada penawar tertinggi.
“Bahkan tak jarang mereka memanfaatkan kapal VOC untuk bisnis pribadi, sehingga sering pelepasan kapal kargo muatannya lebih besar barang selundupnnya dari pada kargo kompeni sendiri,” tulis dia.
(Penulis: Daffa Prasetia)
Komentar (0)
Login to comment on this news