Sejak Kapan Rokok Ada di Indonesia?

INFORMASI.COM, Jakarta – Rokok punya sejarah yang panjang di Indonesia. Sejarah ini pun tak lepas dari pengaruh kolonial.
Menurut penelusuran Informasi.com dari berbagai sumber, Kamis (19/12/2024), keberadaan rokok di Indonesia bisa ditelusuri sejak zaman kolonial.
Dalam buku Southeast Asia in the Cage of Commerce 1450-1680, sejarawan bernama Anthony Reid, berkata tembakau dibawa oleh pedagang Eropa ke wilayah Asia Tenggara, termasuk Nusantara. Tanaman ini diperkenalkan oleh bangsa Portugis dan Spanyol pada awal abad ke-17.
“Tembakau pertama kali tiba di Nusantara pada abad ke-17 sebagai bagian dari perdagangan global yang berkembang pesat pada masa itu. Budidaya tembakau kemudian menyebar ke berbagai wilayah Indonesia,” kata Reid.
Bahaya Merokok Bagi Kesehatan Tubuh, Apa Saja?Kala itu, penggunaan tembakau lebih bersifat tradisional. Tembakau digulung secara sederhana atau digunakan dalam pipa. Budaya merokok mulai berkembang di kalangan bangsawan dan masyarakat umum, terutama setelah tembakau menjadi komoditas yang lebih mudah diakses.
Dalam artikel berjudul Promosi Rokok di Hindia-Belanda Tahun 1930-1942 yang terbit di Journal Pendidikan dan Penelitian Sejarah, sang penulis, Lolita Habsari, berkata bahwa pada abad ke-19, Belanda mulai mengembangkan perkebunan tembakau secara besar-besaran di Jawa, Sumatra, dan wilayah lain.
Sistem tanam paksa (cultuurstelsel) pada masa itu menjadikan tembakau salah satu tanaman utama yang dibudidayakan.
Tembakau merupakan komoditas ekspor yang sangat menguntungkan bagi pemerintah kolonial. Selain itu, Belanda juga membawa teknologi pembuatan rokok modern, seperti mesin penggulung rokok, yang mempercepat produksi dan mempopulerkan rokok di kalangan masyarakat lokal.
Kemunculan Rokok Kretek
Kemendag dan Kemenperin Komplain Aturan Tembakau dan Rokok ElektronikSejarah kretek bermula dari Kudus, Jawa Tengah. Pada 1880, seorang warga lokal bernama Haji Djamhari pertama kali menemukan rokok kretek, yakni perpaduan cengkeh dan tembakau yang tumbuh di daerah Kudus. Rokok kretek berasal dari bunyi gemeretak yang dihasilkan oleh cengkeh yang dibakar.
Semula, pembuatan rokok kretek bertujuan untuk obat. Rokok kretek pun makin diminati masyarakat. Permintaan yang tingi membuat Djamahri mendirikan usaha rokok kecil-kecilan tanpa label dengan metode tingwe alias rokok linting dhewe (linting sendiri). Salah satu ujung rokok lancip dengan pembungkus daun klobot (daun jagung kering).
Perkembangan usaha Djamahri tidak berlanjut karena yang bersangkutan meninggal dunia pada 1890 dan tidak ada penerus.
Ide bisnis itu dilanjutkan oleh Nitisemito. Bisnis rokok kretek dimulai pada 1906. Pada 1908, usaha rokoknya terdaftar dengan merek "Tjap Bal Tiga".
"Kemunculan industri rokok kretek Kudus pertama oleh pengusaha kretek pribumi, secara otomatis membawa perubahan bagi masyarakat Kudus yang semula bertani menjadi buruh pabrik," tulis Lolita.
(Penulis: Daffa Prasetia)
Komentar (0)
Login to comment on this news