3 Benteng Peninggalan Kolonial Belanda, Cocok untuk Wisata Sejarah

INFORMASI.COM, Jakarta – Ada banyak peninggalan kolonial Belanda. Salah satunya adalah benteng.
Benteng, pada masanya, merupakan basis pertahanan untuk berlindung dari serangan musuh. Menurut penelusuran Informasi.com dari berbagai sumber, Sabtu (21/12/2024), ada tiga benteng peninggalan Belanda yang ikonik dan bisa dijadikan wisata sejarah.
1. Benteng Pendem (Cilacap, Jawa Tengah)
Sejarah Hari Ini: Wright Bersaudara Terbangkan Pesawat Bermesin Pertama KaliDikutip dari laman Dinas Pariwisata Kabupaten Cilacap, Benteng Pendem terletak di tenggara Cilacap, ujung timur Pantai Teluk Penyu, Cilacap, Jawa Tengah.
Nama asli Benteng Pendem adalah Kusbatterij op de Lantong te Tjilatjap. Artinya, tempat pertahanan pantai di atas tanah yang menjorok ke laut dan berbentuk lidah.
Benteng ini dibangun pada masa kolonial Belanda, yaitu pada 1871-1879 dan digunakan sebagai markas tentara untuk pertahanan Pantai Selatan. Kala itu, Cilacap dipandang menjadi tempat yang strategis untuk pendaratan.

Benteng Pendem juga pernah dijadikan sebagai markas pertahanan Jepang. Setelah Jepang kalah perang pada 1945, Benteng Pendem kembali jatuh ke KNIL sampai dengan 1950.
Kawasan pertahanan itu pernah dimanfaatkan sebagai markas latihan lintas hutan, gunung, rawa, dan laut oleh Pasukan RKAD (sekarang Kopassus).
Pada 26 November 1986, seorang warga Cilacap bernama Adi Wardoyo, menggali dan menata lingkungan benteng. Lalu, pada 1987, Benteng Pendem dibuka untuk umum dan menjadi kawasan wisata.
Pada 26 November 1986, Adi Wardoyo, seorang warga Cilacap, memberanikan diri untuk menggali dan menata lingkungan benteng. Hingga akhirnya sejak 28 April 1987, Benteng Pendem resmi dapat dikunjungi dan terbuka untuk umum hingga kini.
2. Benteng Vredeburg (Yogyakarta)
Benteng peninggalan kolonial Belanda yang kedua adalah Benteng Vredeburg. Lokasinya di Kawasan Nol Kilometer, Yogyakarta. Letaknya berada di dekat Keraton Yogyakarta, dikutip dari laman Dinas Pariwisata Kota Yogyakarta.
Benteng itu didirikan tidak lama setelah Kesultanan Yogyakarta. Kesultanan Yogyakarta lahir pada 1755. Setelah keraton ditempati dan bangunan pendukung seperti Pasar Gedhe dan alun-alun dibangun, muncul kekhawatiran Belanda tentang kemungkinan sultan berbalik memusuhi Belanda.
Atas izin Sultan Hamengkubuwono I, Belanda mendirikan benteng pertahanan yang diberi nama Rustenburg (tempat istirahat) pada 1760. Pembangunan benteng ini selesai pada 1787.
Lalu, pada 1867, gempa bumi mengguncang Yogyakarta dan benteng itu perlu perbaikan. Setelah perbaikan benteng selesai, Daendels mengganti nama bangunan itu dari Rustenburgh menjadi Vredeburg (perdamaian).

Sejatinya, tujuan pembangunan Benteng Vredeburg adalah menjaga stabilitas Yogyakarta serta melindungi kepentingan kolonial.
Saat ini, Benteng Vredeburg menjadi museum yang menyimpan berbagai koleksi penting terkait perjuangan bangsa Indonesia. Jika mengunjung benteng ini, kamu dapat menyaksikan diorama-diorama yang menggambarkan peristiwa bersejarah, seperti Proklamasi Kemerdekaan dan Serangan Umum 1 Maret 1949.
Museum Benteng Vredeburg juga rutin mengadakan pameran, diskusi, dan acara budaya untuk menarik minat generasi muda terhadap sejarah.
Sejarah Monumen Nasional, Bangunan Ikonik Simbol Perjuangan Bangsa Indonesia3. Benteng Belgica (Maluku)
Yang ketiga ada Benteng Belgica di Maluku. Dikutip dari laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Benteng Belgica dibangun oleh VOC pada 1961. Pembangunan itu dilakukan untuk pertahanan Benteng Nassau yang sering diserang oleh masyarakat Banda.
Saat awal dibangun, Benteng Belgica hanya berupa pos kecil. Lalu, pada 1660 dan 1673, Benteng itu dibangun oleh VOC sehingga berbentuk seperti sekarang.
Sebelum ada Benteng Belgica, konon masyarakat Banda mudah menyerang Benteng Nassau dari atas bukit. Benteng ini pernah direbut oleh Inggris pada 1976, lho.

Pada masa pemerintahan Indonesia, Benteng Belgica dipugar oleh Departemen Pendidikan dan Kebudayaan serta Departemen Pertahanan pada 1991. Pada 2008, bangunan itu ditetapkan sebagai benda cagar budaya.
Kemudian, pada 2015, Benteng Belgica ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya nasional. Disebutkan bahwa semua lahan dan bangunan benteng itu milik Kemendikbud.
(Penulis: Daffa Prasetia)
Komentar (0)
Login to comment on this news