Binaural Beats Bisa Redakan Nyeri Migrain?

INFORMASI.COM, Jakarta - Migrain, sakit kepala parah yang sering disertai mual, muntah, dan sensitivitas terhadap cahaya atau suara, bisa sangat mengganggu aktivitas sehari-hari. Berbagai cara dicoba untuk meredakannya.
Salah satu yang menarik perhatian adalah penggunaan binaural beats.
Dikutip dari Healthline, Kamis (6/2/2025), binaural beats adalah ilusi pendengaran yang terjadi ketika otak memproses dua suara pada frekuensi yang sedikit berbeda secara bersamaan. Otak kemudian menciptakan nada ketiga, yang dikenal sebagai binaural beat, sebagai selisih antara kedua nada asli tersebut.
Sederhananya, otak kita seolah-olah mendengar suara tambahan yang sebenarnya tidak ada. Gelombang otak berdetak pada frekuensi alaminya sendiri, tergantung pada apa yang sedang terjadi di dalam otak.
Penelitian menunjukkan bahwa perubahan frekuensi gelombang otak terkait dengan serangan sakit kepala pada penderita migrain. Binaural beats diduga dapat mengoreksi perubahan pada gelombang otak ini dan membantu mengurangi frekuensi migrain serta meredakan nyeri. Meskipun demikian, penelitian tentang penggunaan binaural beats untuk migrain masih terbatas.
Benarkah Hujan Bisa Buat Orang Jatuh Sakit?Penggunaan Binaural Beats untuk Penurunan Nyeri Kepala
Sebuah studi tahun 2019 melibatkan 21 orang dengan migrain. Peserta mendengarkan musik yang mengandung binaural beats setiap malam selama 3 bulan. Hasilnya, rata-rata jumlah hari sakit kepala per bulan menurun, namun tidak ada perbedaan signifikan dibandingkan dengan kelompok yang mendengarkan musik tanpa binaural beats.
Penelitian lain menemukan bahwa binaural beats dapat mengurangi frekuensi atau intensitas nyeri kronis, tetapi penelitian ini tidak secara khusus melibatkan penderita migrain. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa beberapa orang mungkin mengalami peredaan migrain setelah mendengarkan binaural beats, tetapi tidak semua orang.
Lalu, frekuensi berapa yang terbaik untuk migrain? Karena penelitian tentang binaural beats dan migrain masih sedikit, belum diketahui frekuensi mana yang paling tepat. Beberapa sumber menyarankan untuk menggunakan frekuensi yang selaras dengan gelombang alami otak, seperti frekuensi theta atau alpha (4-12 Hz).
Apakah binaural beats berbahaya atau dapat memperburuk migrain? Karena penelitian masih sangat sedikit, risiko potensial binaural beats pada penderita migrain belum diketahui dengan pasti.
Dalam studi di atas, beberapa peserta mengalami episode migrain yang memburuk setelah terapi binaural beats. Perubahan aktivitas gelombang otak juga dapat dikaitkan dengan masalah kesehatan lainnya.
Saat migrain, kepekaan terhadap suara bisa berubah. Suara yang biasanya menyenangkan mungkin terasa tidak nyaman.
26 Pelajar SMA di AS Dilarikan ke Rumah Sakit usai Pushup 368 Kali dalam 50 MenitSetiap penderita migrain berbeda, tetapi umumnya menghindari suara keras atau kasar. Jika suara tertentu, termasuk musik atau binaural beats, memperburuk nyeri migrain, hindari suara tersebut saat migrain atau ketika kamu merasa migrain akan datang.
Singkatnya, meskipun ada minat yang berkembang dalam terapi suara untuk meredakan migrain, penelitiannya masih terbatas. Beberapa orang mungkin mendapat manfaat dari terapi musik atau binaural beats, tetapi diperlukan lebih banyak penelitian.
Jika kamu tertarik mencoba pendekatan baru untuk mengatasi nyeri migrain, konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pilihan terbaik.
(Penulis: Wafiq Azizah)
Komentar (0)
Login to comment on this news