INFORMASI.COM, Jakarta - Kota Malang dan Kabupaten Ponorogo resmi ditetapkan sebagai kota kreatif UNESCO atau UNESCO Creative Cities Network (UCCN) pada peringatan World Cities Day 2025.
Keduanya menjadi bagian dari 58 kota baru yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay. UNESCO kini menaungi total 408 kota kreatif dari lebih 100 negara di dunia.
7 Kota Kreatif UNESCO di RI
Penetapan Ponorogo dan Malang menandai bertambahnya jumlah kota kreatif Indonesia menjadi tujuh, yang kini mencakup berbagai bidang: kriya, seni rakyat, desain, musik, literasi, hingga seni media.
- •Ponorogo ditetapkan sebagai Kota Kreatif bidang Crafts and Folk Art (kerajinan dan seni rakyat).
- •Malang ditetapkan sebagai Kota Kreatif bidang Media Arts (seni media).
- •Sebelumnya, lima kota lain yang telah lebih dulu bergabung adalah Pekalongan (2014), Bandung (2015), Ambon (2019), Jakarta (2021), dan Surakarta (2023).
“ Penambahan Ponorogo dan Malang menegaskan bahwa ekosistem kreatif Indonesia tumbuh tidak hanya di kota-kota metropolitan, tetapi juga di kawasan yang kuat akar budayanya dan dinamis inovasi digitalnya. ”
— Satrya Wibawa, Wakil Delegasi Tetap Republik Indonesia untuk UNESCO, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta.
Ponorogo: Kota Reog dan Seni Rakyat
Kota Ponorogo terpilih di bidang Crafts and Folk Art berkat kekuatan budaya lokalnya yang berakar pada kesenian tradisional Reog Ponorogo.
- •Tradisi Reog, ekosistem pelaku budaya, dan kerajinan pendukung menjadi basis utama pengakuan UNESCO.
- •Status ini menempatkan Ponorogo dalam jejaring global kota-kota dunia yang menjadikan seni rakyat dan kriya sebagai pendorong pembangunan berkelanjutan.
“ Penetapan Ponorogo di bidang Crafts and Folk Art menempatkan kekuatan seni rakyat terutama tradisi Reog, kerajinan pendukungnya, dan ekosistem pelaku budaya lokal yang masuk ke dalam jejaring kota-kota dunia yang memajukan kriya dan seni rakyat sebagai penggerak pembangunan berkelanjutan. ”
— Satrya Wibawa mengatakan.
Malang: Sentra Kreativitas Digital dan Seni Media
Sementara itu, Kota Malang mendapatkan pengakuan UNESCO di bidang Media Arts karena potensinya dalam ekosistem seni digital dan ekonomi kreatif berbasis teknologi.
- •Malang memiliki komunitas aktif di bidang gim, animasi, digital storytelling, dan makerspace.
- •Dukungan kuat dari universitas serta pelaku kreatif muda menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan.
- •Dengan status baru ini, Malang dapat menjalin kolaborasi dengan kota-kota Media Arts lain di dunia seperti Changsha (Tiongkok) dan Gwangju (Korea Selatan).
“ Dengan status ini Malang dapat mengakses praktik terbaik kota-kota media arts lain seperti Changsha atau Gwangju, sekaligus menawarkan kolaborasi Asia Tenggara berbasis konten lokal. ”
— Satrya menerangkan.
Bukan Sekadar Seremonial
Satrya menegaskan bahwa pengakuan UNESCO bukan sekadar gelar simbolis, tetapi mandat internasional yang menuntut tindak lanjut nyata melalui kerja sama dan program berkelanjutan.
- •Pemerintah daerah dan pemangku kepentingan kreatif diminta segera menjalankan rencana aksi empat tahun sesuai pedoman UCCN.
- •Program yang diharapkan meliputi festival, riset, pertukaran pengetahuan, serta penguatan jejaring kreatif antar kota.
- •Indonesia juga diharapkan membentuk Cluster Indonesia Creative Cities di UNESCO untuk memperkuat kolaborasi lintas kota.
“ Pemerintah kota bekerja sama dengan kementerian dan pengampu kepentingan terkait segera melaksanakan rencana aksi 4 tahun bagi Ponorogo dan Malang sesuai pedoman UCCN. ”
— Satrya menuturkan.
Indonesia Kian Diakui di Jaringan Kota Kreatif Dunia
Dengan masuknya Ponorogo dan Malang, Indonesia kini menjadi salah satu negara dengan portofolio kreatif paling beragam di Asia dalam jaringan UCCN.
Tujuh kota kreatif Indonesia mencakup lima kategori besar: kerajinan dan seni rakyat, desain, musik, literasi, dan seni media.
“ Ini sejalan dengan fokus UNESCO agar kota-kota menjadikan budaya dan industri kreatif sebagai penggerak ketahanan sosial, investasi, dan kohesi komunitas. ”
— Satrya berkata.
(ANT)