Hasil Tes Kemampuan Akademik SMA 2025 Jeblok, Salah Siapa?

Hasil Tes Kemampuan Akademik SMA 2025 Jeblok, Salah Siapa?
Guru mengajar menggunakan layar digital pintar di SMA Negeri 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, Senin (27/10/2025). Foto: Antara/Andry Denisah

INFORMASI.COM, Jakarta - Hasil Tes Kemampuan Akademik (TKA) 2025 yang diumumkan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah menunjukkan capaian yang belum memuaskan. Dua mata pelajaran kunci di jenjang sekolah menengah atas (SMA), Matematika dan Bahasa Inggris, mencatat nilai rata-rata rendah secara nasional.

Sebelumnya, Kemendikdasmen menggelar TKA untuk murid SMA/sederajat pada 3-6 November 2025, kemudian untuk gelombang khusus pada 8-9 November, serta bagi  gelombang susulan pada 14-16 November.

Data resmi kementerian memperlihatkan bahwa capaian tersebut menjadi tantangan serius bagi kualitas pembelajaran di tingkat menengah.

Pasalnya, berdasarkan rekapitulasi Kemendikdasmen, rerata nilai TKA 2025 untuk jenjang SMA/sederajat masih di bawah skor maksimum. Berikut di antara mata pelajaran yang paling banyak diikuti:

  • Bahasa Indonesia: 57,39
  • Matematika: 37,23
  • Bahasa Inggris: 26,71
  • Skor maksimum: 100

Alibi Uji Penalaran, Bukan Penilaian Akhir

Kepala Pusat Asesmen Pendidikan Kemendikdasmen, Rahmawati, menyampaikan bahwa rendahnya nilai berkaitan dengan karakter soal yang digunakan dalam TKA 2025.

Rendahnya nilai kemungkinan disebabkan soal yang diujikan lebih menekankan pada aspek penalaran dan naratif.

— Rahmawati, dalam keterangan di Taklimat Media TKS 2025, yang diterima Senin (22/12/2025).

Ia menjelaskan bahwa khusus Matematika, peserta didik dituntut mampu menghubungkan data dengan ketentuan yang tersirat dalam soal. Menurutnya, banyak siswa tidak menangkap petunjuk penting yang disisipkan dalam soal.

Ketentuan itu berupa kalimat-kalimat sederhana ini cukup banyak yang missing. 

— Rahmawati menambahkan.

Meski hasilnya kurang memuaskann, Rahmawati menyebut bahwa hasil TKA 2025 memang dimaksudkan sebagai dasar refleksi untuk pembenahan ke depan, bukan sekadar penilaian akhir.

Dengan hasil TKA itu, Kemendikdasmen berharap sekolah dapat saling bertukar pengalaman dalam metode pengajaran guna meningkatkan capaian akademik di masa mendatang.

Kami mengharapkan ini adalah baseline, titik awal tahun berikutnya mendapatkan hasil yang baik.

— Rahmawati menegaskan. 

Masih Lemah di Literasi dan Numerasi

Bagi kalangan aktivis maupun pendidik, hasil TKA bukanlah temuan baru. Mereka melihat, hingga saat ini kualitas kemampuan siswa Indonesia dalam menyerap dan memecahkan soal atau ujian masih terbilang rendah, terutama di masalah literasi maupun numerasi atau terkait angka-angka.

Karenanya, hasil TKA di mata pelajaran bahasa dan matematika terbilang rendah dari skor yang diharapkan.

Salah satu orang yang menyebut siswa Indonesia masih lemah dalam mengurai ujian literasi atau soal matematika yakni Ubaid Matraji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia.

Dia menilai capaian TKA 2025 bukanlah temuan baru yang mencengangkan. Pasalnya, asesmen nasional maupun ujian nasional sebelumnya telah lama menunjukkan lemahnya literasi dan numerasi peserta didik.

Karena itu, ia pun meminta pemerintah untuk membuat langkah konkret agar siswa mampu mengurai pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan matematika atau mata pelajaran lain yang erat kaitannya dengan angka. 

Dari berbagai asesmen, memang buruk begini hasilnya.

— Ubaid Matriaji, Koordinator Nasional Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia, Rabu (24/12/2025)

Jangankan matematika, hasil TKA 2025 di mata pelajaran Bahasa Indonesia saja belum mampu mencapai skor tinggi, bahkan di bawah 60 poin. Karena itu, Ubaid meminta pemerintah serius membenahi bidang pendidikan, dimulai dari pendidikan paling dasar hingga menengah.

Jika tidak ada pembenahan, Ubaid melanjutkan, hal ini akan berdampak panjang dalam mencetak kualitas sumber daya manusia. Sebab, beban akan selalu dihadapi pendidik maupun lembaga pendidikan di tiap jenjangnya.  

DPR: Evaluasi Kurikulum hingga Guru

Hasil TKA 2025 ini juga bikin Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, agak sedikit geram. Baginya, hasil jauh dari kata menggemberikaan dan semestinya jadi alarm bagi pembenahan sistem pendidikan nasional. 

Hasil TKA 2025 ini harus menjadi alarm sekaligus bahan evaluasi total bagi dunia pendidikan kita.

— Lalu Hadrian Irfani, Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Rabu (23/12/2025).

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB itu pun meminta Kemendikdasmen menggunakan hasil TKA sebagai dasar penyusunan kebijakan pendidikan ke depan, jangan hanya dijadikan sebagai laporan.

Lalu tak segan-segan untuk mendesak pemerintah menggelar evaluasi menyeluruh terhadap sistem pendidikan saat ini, bahkan kurikulum. Ia juga menekankan evaluasi tidak boleh sepihak dan harus mencakup seluruh elemen pendidikan. Kalau bisa sampai ke guru-gurunya.

Jika kesalahan atau kelemahan ada pada guru, maka peningkatan kualitas guru harus benar-benar ditingkatkan. Sebaliknya, jika kekurangan ada pada siswa, maka peningkatan kualitas dan pendampingan terhadap siswa juga harus digalakkan.

— Lalu menegaskan.

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.