Google Siap Beri Diskon Besar Demi Raih Kontrak Cloud Pemerintah AS

Google dikabarkan siap beri diskon besar-besaran untuk layanan cloud computing ke pemerintah AS (Foto: Pixabay)
INFORMASI.COM, Jakarta – Google dikabarkan siap memberikan potongan harga besar-besaran untuk layanan cloud computing kepada pemerintah Amerika Serikat (AS). Seperti dilaporkan beberapa media pada Jumat (11/7/2025), langkah ini merupakan respons atas langkah Presiden Donald Trump yang memangkas pengeluaran pemerintah federal.
Gambaran Besar
- • Google sedang menegosiasikan kesepakatan untuk memberikan diskon signifikan atas layanan cloud bagi lembaga-lembaga federal AS.
- • Kesepakatan tersebut diperkirakan akan dikonfirmasi dalam beberapa minggu ke depan.
- • Diskon ini menandai gelombang tekanan dari pemerintah AS terhadap raksasa teknologi demi efisiensi anggaran publik.
Mengapa Ini Terjadi?
- • Pemerintahan Trump sedang menjalankan kebijakan pengetatan anggaran, dengan target penghematan belanja TI pemerintah senilai US$20 miliar.
- • Google bukan satu-satunya yang terdampak.
- • Sebelumnya, Oracle telah menawarkan diskon 75 persen untuk software berbasis lisensi dan diskon besar lainnya untuk layanan cloud hingga akhir November 2025.
- • Penawaran diskon serupa dari Microsoft Azure dan Amazon Web Services (AWS) juga disebut akan segera menyusul.
Konteks Sebelumnya
- • Pada April 2025, Google telah setuju memberi diskon 71% untuk paket aplikasi bisnisnya (Google Workspace) hingga 30 September 2025 bagi instansi federal AS.
- • Program ini berpotensi menghemat hingga US$2 miliar, apabila diadopsi secara luas oleh pemerintah.
Kenapa Ini Penting?
- • Pemerintah AS kini memanfaatkan skala konsumsi IT-nya untuk menekan harga dari perusahaan teknologi besar.
- • Persaingan cloud makin ketat, dimana Google, AWS, Microsoft, dan Oracle kini saling bersaing tak hanya dalam teknologi, tapi juga strategi harga demi kontrak pemerintah.
- • Jika Google berhasil memenangkan kontrak ini, posisinya dalam pasar cloud publik, yang selama ini didominasi AWS dan Azure, bisa terdongkrak signifikan.
Hingga kini, baik Google maupun General Services Administration (GSA) belum memberikan komentar resmi atas laporan ini. Namun, para analis memperkirakan langkah ini bisa menjadi preseden baru dalam negosiasi harga layanan cloud antara pemerintah dan sektor swasta. (Fiancial Times/Reuters/Business Standard)