Ilmuwan AS Kembangkan Model AI Genomik untuk Prediksi Kanker

INFORMASI.COM, Jakarta - Para ilmuwan dari University of Maryland School of Medicine (UMSOM), Amerika Serikat (AS), menciptakan model AI inovatif yang mampu memprediksi perilaku sel kanker menggunakan data genomik dan bahasa pemrograman sederhana. Inovasi ini berpotensi menjadi terobosan dalam pengobatan kanker yang lebih presisi dan dipersonalisasi.
Apa yang Terjadi?
- • Mengutip Science Daily, Minggu (27/7/2025), peneliti dari Institute for Genome Sciences (IGS) di UMSOM mengembangkan perangkat lunak yang bisa mensimulasikan perilaku sel dalam jaringan tubuh manusia, terutama untuk memahami bagaimana kanker berkembang.
- • Model ini menggabungkan data genomik pasien dengan simulasi komputer, menciptakan "kembaran digital" untuk mempelajari interaksi sel dan respons terhadap pengobatan.
- • Studi ini dipublikasikan di jurnal Cell pada 25 Juli 2025 dan merupakan hasil kolaborasi lintas disiplin dari beberapa universitas dan lembaga riset di AS.
Kenapa Ini Penting?
- • Seperti model prakiraan cuaca, pendekatan ini memprediksi bagaimana sel-sel akan berinteraksi seiring waktu, bukan sekadar snapshot satu kali.
- • Peneliti mampu meniru perjalanan penyakit kanker dalam tubuh berdasarkan data genomik, tanpa perlu eksperimen langsung pada pasien.
- • Tim ilmuwan mengembangkan "grammar" biologis dalam bahasa Inggris sederhana untuk menjembatani dunia biologi dan kode komputer.
- • Dalam studi kanker pankreas, setiap pasien virtual menunjukkan respons imunoterapi yang berbeda, menekankan pentingnya pendekatan yang dipersonalisasi.
- • Hasil model dikonfirmasi oleh data nyata dari pasien serta kolaborasi klinis dari Johns Hopkins University dan Oregon Health Sciences University.
“ Grammar ini memungkinkan kolaborasi antarilmuwan dari berbagai disiplin untuk menyusun model penyakit sekompleks kanker. ”
— Ilmuwan Institute for Genome Sciences, Daniel Bergman.
Zoom Out
- • Model ini telah diterapkan untuk mempelajari kanker payudara dan pankreas.
- • Dalam kasus pankreas, simulasi menunjukkan pentingnya peran fibroblas, sel non-kanker, dalam mendukung pertumbuhan tumor.
- • Penelitian ini didanai oleh National Foundation for Cancer Research, dan membuka jalan bagi pengembangan terapi kanker yang lebih akurat, murah, dan minim risiko.
“ Kami sekarang punya laboratorium sel virtual untuk menguji hipotesis dan memahami aturan-aturan biologis yang belum kita pahami sepenuhnya. ”
— Direktur Institute for Genome Sciences, Elana J. Fertig.
Model AI baru berbasis genomik ini membuka era baru dalam onkologi: di mana pengobatan bisa diuji pada “kembaran digital” pasien sebelum diterapkan secara nyata. Dengan pendekatan ini, masa depan pengobatan kanker bisa menjadi jauh lebih presisi, cepat, dan aman. (Science Daily)