Ilmuwan AS Ungkap Sistem Pembersih Otak yang Rusak Saat Alzheimer Mengintai

Ilmuwan AS Ungkap Sistem Pembersih Otak yang Rusak Saat Alzheimer Mengintai
Ilustrasi neuron yang menggambarkan kerusakan pada penderita Alzheimer. Tim peneliti AS mengidentifikasi reseptor di otak yang bertugas membersihkan protein beracun. (Foto: Freepik)

INFORMASI.COM, Jakarta – Ilmuwan dari University of California San Francisco (UCSF) menemukan bahwa otak manusia memiliki sistem pembersih mikroskopik yang kemungkinan rusak saat Alzheimer berkembang. Studi ini mengonfirmasi temuan sebelumnya dari penelitian pada laba-laba pengembara Amerika Tengah dan memberi dasar baru dalam upaya memahami neurodegenerasi, serta kemungkinan pencegahannya.

Apa yang Terjadi?

  • Mengutip Science Daily, Minggu (27/7/2025), tim peneliti UCSF mengidentifikasi reseptor bernama ADGRG1 pada sel mikroglia, yaitu sel imun di otak yang bertugas membersihkan protein beracun.
  • Temuan ini memperkuat studi terdahulu dari tim Ruth Fabian-Fine (Saint Michael’s College), yang menemukan sistem “kanal glial” di otak laba-laba, yakni saluran mikroskopik yang menyedot limbah dari neuron.
  • Sistem serupa ternyata juga ditemukan di otak manusia dan tikus, terutama di hippocampus, area otak yang terkait dengan memori.

Kenapa Ini Penting?

  • Kedua studi menunjukkan bahwa gangguan sistem pembersih ini menjadi pemicu utama kerusakan otak, termasuk pembengkakan sel glial dan kematian neuron.
  • Penemuan di UCSF menguatkan pemahaman bahwa tanpa reseptor ADGRG1, sel mikroglia gagal mencerna limbah, yang akhirnya mempercepat pembentukan plak amyloid dan gangguan kognitif.
  • Sistem ini diduga berevolusi sejak ratusan juta tahun lalu, karena kemiripan strukturalnya di otak laba-laba dan manusia.

Istilah Baru: “Gliaptosis”

  • Dalam kondisi Alzheimer lanjut, saluran glial membesar, menumpuk limbah, dan akhirnya menghancurkan neuron.
  • Fabian-Fine menyebut proses ini sebagai “gliaptosis”, yakni kematian neuron yang disebabkan oleh disfungsi sel glial, bukan kerusakan internal sel saraf itu sendiri.

Beberapa orang mungkin beruntung memiliki mikroglia yang bertanggung jawab. Tapi temuan ini membuka peluang untuk mengembangkan obat agar semua orang memiliki pertahanan otak yang kuat.

— Peneliti Utama Departemen Pediatri UCSF, Xianhua Piao.

Dampaknya?

  • Protein Alzheimer seperti amyloid beta, tau, dan presenilin 1 ditemukan terkonsentrasi dalam kanal glial yang gagal, menunjukkan bahwa sistem ini mungkin pusat dari mekanisme penyakit.
  • Para ilmuwan menekankan bahwa studi lanjutan diperlukan, termasuk observasi sistem ini secara langsung dalam otak hidup dan uji coba klinis terhadap target pengobatan baru.

Gambaran Lebih Luas

  • Myelin selama ini dipahami hanya sebagai pelapis akson untuk konduksi sinyal. Temuan ini menyarankan bahwa myelin juga berfungsi sebagai saluran pembuangan limbah otak.
  • Protein aquaporin-4 diduga penting dalam mendorong aliran limbah keluar dari neuron melalui kanal glial.
  • Jika sistem ini dapat distimulasi atau diperbaiki melalui obat, maka terapi Alzheimer bisa beralih dari sekadar memperlambat gejala menjadi mencegah kerusakan sejak awal.

Dengan menggabungkan studi molekuler pada manusia dan observasi struktur otak laba-laba, ilmuwan kini mengarah pada satu hipotesis kuat: Alzheimer adalah akibat dari sistem pembuangan limbah otak yang gagal bekerja. Memahami dan mengaktifkan kembali sistem ini bisa menjadi kunci melawan penyakit neurodegeneratif paling umum di dunia. (Science Daily/PsyPost)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.