Harmonic Luncurkan Aristotle, Chatbot AI Matematika yang Diklaim Tanpa Halusinasi

INFORMASI.COM, Jakarta - CEO Robinhood Vlad Tenev memperluas langkahnya ke dunia kecerdasan buatan dengan meluncurkan chatbot AI yang diklaim bebas halusinasi untuk menyelesaikan soal matematika. Aplikasi ini dikembangkan oleh Harmonic, startup AI yang turut ia dirikan, dan kini sudah tersedia dalam versi beta di perangkat iOS dan Android.
Apa yang Terjadi?
- • Harmonic, startup AI besutan Vlad Tenev dan Tudor Achim, merilis Aristotle pada Senin (28/7/2025).
- • Ini adalah aplikasi chatbot AI yang dirancang untuk menjawab pertanyaan berbasis matematika dengan akurasi tinggi dan tanpa halusinasi.
- • Aristotle tersedia dalam versi beta untuk pengguna iOS dan Android.
- • Model ini difokuskan pada quantitative reasoning dan menggunakan bahasa pemrograman Lean untuk memverifikasi setiap jawabannya secara formal.
- • Aristotle sukses meraih skor medali emas pada ajang International Math Olympiad (IMO) 2025, melalui tes formal berbasis mesin, bukan bahasa alami seperti model dari Google atau OpenAI.
- • Harmonic juga berencana merilis API untuk perusahaan dan web app bagi konsumen umum dalam waktu dekat.
“ Aristotle adalah produk pertama yang tidak hanya menjawab soal, tapi juga memastikan kebenaran jawabannya lewat verifikasi algoritmik. ”
— CEO Harmonic, Tudor Achim.
Kenapa Ini Penting?
- • AI yang mampu memecahkan persoalan matematika secara akurat adalah lompatan besar karena matematika merupakan domain yang sangat ketat dan terverifikasi, sehingga menjadikannya medan uji yang ideal untuk kecerdasan buatan.
- • Mampu menjawab soal matematika dengan benar, berarti AI memiliki kemampuan penalaran mendalam yang kelak bisa diterapkan di bidang statistik, fisika, ilmu komputer, hingga teknologi medis.
- • Menghilangkan halusinasi dalam AI sangat penting, terutama di sektor berisiko tinggi seperti kesehatan dan penerbangan, di mana kesalahan bisa berdampak fatal.
Apa Itu Halusinasi dalam AI?
- • Dalam konteks AI, halusinasi mengacu pada kesalahan ketika model AI menghasilkan informasi yang salah atau tidak berdasar fakta, tetapi tetap disampaikan secara meyakinkan seolah-olah benar.
- • Hal ini menjadi tantangan besar dalam pengembangan AI karena AI hanya memprediksi pola berdasarkan data pelatihan, bukan memahami kebenaran seperti manusia.
- • Kesalahan bisa muncul dalam bentuk fakta fiktif, kutipan palsu, perhitungan salah, atau referensi yang tidak ada.
- • Bahkan model AI paling canggih pun, seperti milik OpenAI atau Google, masih kerap berhalusinasi, bahkan lebih sering pada versi terbaru.
- • Dalam domain teknis seperti matematika, kesalahan sekecil apa pun dapat berdampak besar.
- • Harmonic menekankan bahwa Aristotle menggunakan pendekatan formal yang dapat memverifikasi setiap jawaban secara algoritmik, bukan hanya mengandalkan AI.
- • Pendekatan ini serupa dengan sistem verifikasi yang digunakan dalam perangkat medis atau penerbangan.
Apa Selanjutnya?
- • Harmonic baru saja mengamankan pendanaan US$100 juta dalam putaran Seri B, dipimpin oleh Kleiner Perkins, dengan valuasi mencapai US$875 juta.
- • Startup ini menargetkan pengembangan Mathematical Superintelligence (MSI), yakni sistem AI yang mahir di berbagai bidang yang mengandalkan matematika.
- • Tudor Achim menyatakan bahwa algoritma non-AI yang digunakan Aristotle untuk memverifikasi hasil mirip dengan sistem yang dipakai di perangkat medis dan sistem keselamatan penerbangan.
Peluncuran Aristotle menandai langkah besar Harmonic untuk menciptakan AI yang bisa dipercaya dalam menyelesaikan persoalan teknis yang kompleks. Jika ambisi ini berhasil, maka kecerdasan buatan tak hanya sekadar pintar bicara, tapi benar-benar bisa menghitung dan berpikir secara presisi. (TechCrunch)