Meta Kebut Investasi Infrastruktur AI hingga US$72 Miliar pada 2025

Meta Kebut Investasi Infrastruktur AI hingga US$72 Miliar pada 2025
Odense Data Center milik Meta Platforms Inc. Meta akan menggelontorkan investasi US$66-72 miliar untuk membangun infrastruktur AI tahun 2025. (Foto: Meta)

INFORMASI.COM, Jakarta - Meta Platforms Inc. akan menggelontorkan hingga US$72 miliar (sekitar Rp1.160 triliun) untuk infrastruktur kecerdasan buatan (AI) pada 2025, menandai eskalasi baru dalam perlombaan global membangun kapasitas komputasi AI.

Apa yang Terjadi?

  • Meta menyatakan akan meningkatkan belanja modal (capex) ke kisaran US$66–72 miliar pada 2025.
  • Fokus utama anggaran jumbo ini adalah mempercepat pembangunan pusat data dan server AI.
  • Investasi besar ini akan berlanjut pada 2026.
  • Meta juga membuka opsi kerja sama pembiayaan eksternal untuk membangun pusat data skala besar, meskipun belum ada transaksi resmi diumumkan.

Kami memperkirakan pembangunan infrastruktur AI yang unggul akan menjadi keunggulan utama untuk menciptakan model AI terbaik dan pengalaman produk yang memukau.

— CFO Meta Platforms, Inc., Susan Li.

Kenapa Ini Penting?

  • Belanja modal Meta pada 2025 diperkirakan melonjak hingga US$72 miliar, naik sekitar US$30 miliar dari 2024.
  • Meta percaya bahwa keunggulan dalam membangun infrastruktur AI akan menjadi kunci memenangkan persaingan pengembangan model dan produk AI.
  • Mega proyek data center Meta berpotensi menyedot energi setara jutaan rumah, dan bahkan memicu krisis air di beberapa daerah seperti Newton County, Georgia.
  • Pengeluaran terbesar kedua Meta adalah kompensasi karyawan, terutama untuk membajak talenta AI global ke unit barunya, Superintelligence Labs.
  • Saham Meta melesat 10% setelah laporan pendapatan menunjukkan kinerja lebih baik dari perkiraan.

Mega-Proyek ‘Titan Cluster’

  • Prometheus di Ohio, diperkirakan menjadi salah satu klaster AI pertama dengan daya komputasi 1 gigawatt saat mulai beroperasi pada 2026.
  • Hyperion di Louisiana, disebut-sebut akan sebesar Manhattan dan mampu mencapai daya hingga 5 gigawatt.
  • Meta juga merancang sejumlah klaster ‘titan’ lain yang belum diumumkan secara publik.

Fokus pada Talenta dan Produk AI

  • Selain perangkat keras, Meta juga agresif dalam merekrut talenta AI papan atas.
  • Unit baru bernama Superintelligence Labs menjadi magnet bagi para peneliti dan insinyur AI, dengan tawaran gaji selangit.

Kinerja Keuangan dan Dampaknya

  • Meta membukukan pendapatan kuartal kedua sebesar US$47,5 miliar.
  • Pendapatan ditopang oleh iklan berbasis AI seperti video otomatis dan terjemahan real-time.
  • Proyeksi pendapatan Q3 mencapai US$50,5 miliar.
  • Namun, unit Reality Labs, yang mengembangkan produk realitas virtual dan augmented reality, mencatat kerugian hingga US$4,5 miliar.

Meta sedang mempertaruhkan masa depan pada AI, bukan hanya lewat model pintar, tapi juga dengan membangun jaringan infrastruktur komputasi raksasa. Dengan belanja modal jumbo, perekrutan agresif, dan proyek ambisius seperti Prometheus dan Hyperion, Meta menempatkan dirinya sebagai penantang utama dominasi AI global. (TechCrunch)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.