Apple Perkirakan Beban Tarif Capai US$1,1 Miliar di Kuartal III-2025

INFORMASI.COM, Jakarta - Apple Inc. memperkirakan akan menanggung beban tarif sebesar US$1,1 miliar untuk periode Juli–September 2025, meningkat dari US$800 juta pada kuartal sebelumnya.
Apa yang Terjadi?
- • CEO Apple Tim Cook menyampaikan proyeksi itu dalam panggilan dengan investor, Kamis (31/7/2025), sembari mencatat bahwa angka tersebut bisa lebih rendah jika kondisi tarif membaik, sebagaimana terjadi di kuartal sebelumnya.
- • Biaya tarif Apple terutama berasal dari Undang-Undang Kekuatan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) yang dimanfaatkan pemerintah AS untuk menerapkan tarif atas produk impor dari China.
- • Kesepakatan dagang AS–China saat ini menetapkan tarif 30 persen untuk impor dari China, berlaku hingga 12 Agustus 2025, dengan pengurangan tarif timbal balik dari 125 persen menjadi 10 persen, ditambah bea 20 persen terkait fentanyl.
- • Meski ada kekhawatiran tarif akan mempercepat penjualan (pull forward), Cook menolak anggapan itu.
“ Tarif telah memberikan dampak dan mungkin akan terus berlanjut, bahkan jika Apple mengalihkan strategi manufakturnya ke negara-negara dengan tarif yang lebih rendah. ”
— CEO Apple Inc., Tim Cook.
Dampak Tarif Tetap Nyata
- • Apple memproduksi perangkatnya di India, China, dan Vietnam. Sekitar setengah iPhone yang dijual di AS saat ini dibuat di India.
- • Vietnam menyuplai Mac, iPad, dan Apple Watch untuk pasar AS.
- • Produk dari India dan Vietnam dikenai tarif masing-masing 25 persen dan 20 persen.
Ancaman dari Trump
- • Presiden Donald Trump sebelumnya mengecam strategi Apple yang semakin bergantung pada India, dan mengancam tarif 25 persen tambahan jika Apple tidak memindahkan produksi ke AS.
- • Sebagai respons, Tim Cook menegaskan kembali komitmen Apple terhadap AS, dengan menyebut bahwa perusahaannya telah berkomitmen investasi US$500 miliar selama empat tahun ke depan, termasuk membangun fasilitas chip dan semikonduktor di dalam negeri.
Angka Penjualan Tetap Kuat
- • Penjualan iPhone tumbuh 13 persen year-over-year, menyumbang US$44,5 miliar atau hampir separuh dari total pendapatan kuartal Apple yang mencapai US$94 miliar.
- • iPhone seri 16 mengalami pertumbuhan dua digit dibanding seri 15 tahun lalu.
Konteks Lebih Luas
- • Ketegangan dagang global memaksa perusahaan teknologi untuk menyusun ulang strategi manufaktur.
- • Diversifikasi produksi ke India dan Vietnam tidak serta merta bebas risiko, karena negara-negara ini juga menghadapi tarif tinggi.
- • Apple kini dihadapkan pada pilihan sulit: tetap efisien secara global, atau memenuhi tekanan politik dalam negeri.
Kendati performa penjualan iPhone tetap solid, Apple tidak kebal dari dampak perang dagang. Dengan tekanan tarif yang terus meningkat dan desakan politik untuk memproduksi di dalam negeri, strategi manufaktur global Apple kini berada di bawah sorotan. (TechCrunch/Investopedia)