Demi Pasar China, Nvidia dan AMD Rela Potong Laba untuk Pemerintah AS

Ilustrasi chip. (Foto: Freepik)
INFORMASI.COM, Jakarta – Dua raksasa chip Amerika, Nvidia dan Advanced Micro Devices (AMD), dilaporkan sepakat memberikan 15 persen dari pendapatan penjualan chip di China kepada pemerintah AS. Langkah ini merupakan bagian dari kesepakatan untuk mendapatkan kembali lisensi ekspor.
Rincian Kesepakatan
- •Jenis chip yang terdampak, adalah Nvidia H20 dan AMD MI308, dimana keduanya chip AI yang dirancang khusus untuk pasar China agar mematuhi aturan ekspor AS.
- •Pada April 2025, pemerintahan Presiden AS Donald Trump melarang ekspor Nvidia H20 ke China.
- •Pada Juni 2025, Trump membalikkan keputusan setelah bertemu CEO Nvidia Jensen Huang, namun lisensi ekspor baru keluar awal Agustus.
- •Pendapatan dari penjualan chip di China akan dipotong 15 persen untuk pemerintah AS. Namun, blum jelas untuk apa dana ini akan digunakan.
- •Menurut pakar, ini adalah kali pertama perusahaan AS bersedia memberikan sebagian pendapatannya untuk memperoleh lisensi ekspor.
Dampak Bisnis
- •Saham Nvidia dan AMD sempat menguat setelah izin ekspor diumumkan, meski Minggu malam pergerakan cenderung datar.
- •Taiwan Semiconductor (TSMC), yang memproduksi chip Nvidia dan AMD, sahamnya juga relatif stabil.
- •Kembali masuk pasar China tetap menguntungkan, tetapi potongan 15 persen akan menekan margin keuntungan Nvidia dan AMD.
Tantangan di China
- •Otoritas siber China memanggil Nvidia akhir Juli untuk membahas dugaan risiko “backdoor” pada chip H20.
- •Adanya narasi dari media milik negara yang memojokkan, seperti People’s Daily meminta bukti keamanan yang meyakinkan terhadap Nvidia.
- •Akun resmi Yuyuan Tantian di WeChat menuduh chip H20 bisa melakukan “remote shutdown” lewat celah perangkat keras.
- •Nvidia Menolak tuduhan adanya backdoor, namun belum menanggapi klaim terbaru di media sosial China.
Kesepakatan 15 persen pendapatan ini menandai bab baru hubungan dagang AS–China di sektor teknologi. Meski memberi jalan bagi Nvidia dan AMD untuk kembali ke pasar strategis, skema ini memunculkan pertanyaan hukum di AS, sekaligus membuka babak tantangan baru di China yang masih meragukan keamanan produk. (The Guardian/Investor's Business Daily)