Laporan IBM: Hanya 11 Persen Perusahaan Asia Pasifik Siap Industri 4.0

Laporan IBM: Hanya 11 Persen Perusahaan Asia Pasifik Siap Industri 4.0
Ilustrasi adopsi AI dan Industri 4.0. (Foto: Freepik)

INFORMASI.COM, Jakarta – Studi terbaru IBM yang dipublikasikan Kamis (14/8/2025), mengungkap adanya kesenjangan besar antara ambisi dan kenyataan dalam adopsi kecerdasan buatan (AI) dan Industri 4.0 di wilayah Asia Pasifik.

Ambisi Tinggi, Realita Tertinggal

  • Meski 85 persen organisasi menilai diri mereka sudah “Data-Driven” atau “AI-First”, penilaian objektif menunjukkan hanya 11 persen yang benar-benar berada di tahap kesiapan tinggi.
  • Kesenjangan ini berisiko menghambat transformasi menuju Industri 5.0 jika perusahaan tidak segera menyesuaikan strategi mereka.
  • Banyak perusahaan di kawasan Asia Pasifik sudah berinvestasi di teknologi digital seperti desain dan rantai pasok. Namun, kelemahan mendasar masih membatasi manfaat yang dihasilkan.
  • Tantangan utama mencakup strategi yang belum terintegrasi, di mana hanya 10 persen memiliki strategi penuh, hanya 26 persen menjalankan program formal peningkatan keterampilan, dan eksekusi proyek yang terisolasi antar-departemen.
  • Adopsi predictive maintenance dan visibilitas rantai pasok real-time juga masih rendah.

Menuju Industri 5.0: Fokus pada Manusia dan Keberlanjutan

  • Peralihan ke Industri 5.0 yang menekankan manusia, keberlanjutan, dan ketahanan masih menghadapi hambatan besar.
  • Laporan IBM menyebutkan hanya 23 persen perusahaan yang memiliki mekanisme feedback pelanggan.
  • Sementara pemantauan keberlanjutan real-time baru dilakukan oleh 28 persen organisasi.
  • Keamanan siber pun cenderung mengandalkan kontrol dasar, dengan minimnya penerapan teknologi AI untuk tata kelola keamanan.

Kawasan Asia Pasifik memiliki posisi unik untuk memimpin transformasi Industri 4.0 berbasis AI. Dengan strategi nasional yang kuat, kolaborasi aktif antara sektor publik dan swasta, serta kemauan untuk bereksperimen, kawasan ini akan terus berinovasi dengan penerapan nyata.

— Presiden Direktur IBM Indonesia, Roy Kosasih.

Contoh Praktik

  • Sejumlah perusahaan telah menunjukkan langkah nyata, seperti Dongjin Semichem di Korea Selatan memanfaatkan Gen AI lokal yang aman untuk mempercepat pengambilan keputusan.
  • Contoh lainnya, SMART Modular Technologies di Malaysia mengotomatisasi penjaminan kualitas dengan IBM Maximo Visual Inspection.
  • Volkswagen FAW Engine di Cina memangkas waktu tunggu hingga 40 persen lewat integrasi 5G, AI, dan robotika otonom.

Kawasan Asia Pasifik memiliki peluang besar untuk memimpin transformasi Industri 4.0 menuju 5.0 jika mampu mengatasi kesenjangan antara ambisi dan kesiapan nyata. Strategi terintegrasi, investasi pada SDM, serta pemanfaatan AI lintas fungsi akan menjadi kunci keberhasilan. Transformasi industri masa depan harus berpusat pada manusia, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan teknologi. (IBM)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.