Starlink Dekati Kesepakatan dengan Saudia untuk Layanan Wi-Fi Gratis di Pesawat

INFORMASI.COM, Jakarta – Maskapai nasional Arab Saudi, Saudia, dilaporkan tengah berada di tahap akhir pembicaraan dengan SpaceX untuk membekali lebih dari 140 armadanya dengan layanan internet Starlink. Langkah tersebut akan memperluas kehadiran SpaceX di pasar konektivitas udara yang semakin kompetitif, sekaligus membuka pintu masuknya ke Arab Saudi.
Apa yang Terjadi?
- •Mengutip Tech In Asia, Jumat (15/8/2025), kesepakatan dengan Saudia akan menempatkan SpaceX berhadapan langsung dengan Neo Space Group, perusahaan lokal yang tengah mengembangkan layanan satelit serupa.
- •Tak hanya Saudia, SpaceX juga dikabarkan sedang bernegosiasi dengan maskapai regional lain seperti Emirates, Flydubai, dan Gulf Air.
- •Kesepakatan dengan maskapai tersebut belum final, apalagi untuk Emirates dan Flydubai, yang memerlukan perubahan regulasi karena Starlink belum diizinkan beroperasi di Uni Emirat Arab.
Dari Layanan Mewah ke Standar Industri
- •Industri Wi-Fi penerbangan telah mengalami transformasi besar. Saat Lufthansa meluncurkan layanan Wi-Fi di pesawat pada 2004, harga akses mencapai sekitar US$30, menjadikannya fasilitas mewah.
- •Sebelumnya, Boeing mencoba masuk lewat layanan Connexion pada tahun 2000, namun harus ditutup enam tahun kemudian akibat minimnya permintaan.
- •Kini, tren telah berubah, dimana maskapai seperti United dan Air France mulai menggunakan Starlink untuk menghadirkan Wi-Fi gratis kepada penumpang.
- •Perubahan ini mencerminkan pergeseran pandangan maskapai bahwa konektivitas bukan lagi sumber pendapatan tambahan, melainkan faktor pembeda dalam persaingan.
- •Data Alaska Airlines menunjukkan 35 persen penumpangnya memanfaatkan layanan Wi-Fi berbayar US$8, menandakan permintaan tetap tinggi meski masih ada biaya.
Pasar yang Tumbuh Pesat
- •Dengan proyeksi pasar global yang melonjak dari US$9,2 miliar pada 2024 menjadi US$35,6 miliar pada 2034, layanan internet di pesawat semakin dilihat sebagai kebutuhan pokok.
- •Maskapai yang mampu menyediakan konektivitas cepat dan stabil, terutama secara gratis, diperkirakan akan memiliki keunggulan signifikan dalam menarik penumpang di masa depan.
Jika kesepakatan Saudia dan Starlink ini terwujud, langkah tersebut bisa menjadi titik balik bagi konektivitas udara di Timur Tengah. Layanan internet di pesawat, yang dulunya dianggap kemewahan, kini menjadi senjata strategis maskapai dalam memenangkan hati penumpang dan memperkuat daya saing. (Tech In Asia/TeslaNorth)