Imigrasi AS Aktifkan Lagi Kontrak dengan Perusahaan Spyware Israel

Imigrasi AS Aktifkan Lagi Kontrak dengan Perusahaan Spyware Israel
Ilustrasi, kantor pusat ICE, Washington D.C., AS. (Foto: Wikimedia Commons/Ser Amantio di Nicolao)

INFORMASI.COM, Jakarta - Badan Imigrasi dan Bea Cukai Amerika Serikat (ICE) kembali mengaktifkan kontrak senilai USD 2 juta dengan Paragon, perusahaan spyware asal Israel, setelah sempat dibekukan hampir setahun oleh pemerintahan Biden. Langkah ini kembali membuka perdebatan mengenai etika penggunaan spyware oleh lembaga negara demokrasi.

Latar Belakang Kontrak

  • Mengutip TechCrunch, Selasa (2/9/2025), kontrak dengan Paragon pertama kali ditandatangani tahun lalu, namun segera terkena “stop work order” dari pemerintahan Biden.
  • Peninjauan dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap perintah eksekutif yang melarang penggunaan spyware berisiko melanggar HAM atau menargetkan warga Amerika di luar negeri.
  • Catatan publik terbaru mengonfirmasi ICE mencabut perintah penghentian tersebut pada 30 Agustus 2025.

Profil Paragon

  • Paragon menampilkan diri sebagai pembuat spyware “etis,” berbeda dengan perusahaan kontroversial seperti NSO Group, Intellexa, atau Hacking Team.
  • Di situs resminya, Paragon mengklaim produknya berbasis etika, dilengkapi tim pendukung dan wawasan khusus.
  • Namun, reputasi ini kerap diragukan karena beberapa skandal pengintaian yang melibatkan produknya.

Skandal dan Dilema Etis

  • Pada Januari 2025 lalu, WhatsApp mengungkap sekitar 90 penggunanya, termasuk jurnalis dan aktivis HAM, menjadi target program spyware Paragon, Graphite.
  • Jurnalis Italia Francesco Cancellato serta sejumlah aktivis pro-imigrasi mengaku termasuk korban.
  • Setelah kasus ini mencuat, Paragon memutus kontrak dengan pemerintah Italia yang sedang diselidiki atas dugaan penyalahgunaan spyware.
  • Penelitian Citizen Lab kemudian mengungkap dua jurnalis lain di Eropa juga menjadi target serangan.

Alat-alat ini dirancang untuk rezim otoriter, bukan demokrasi yang berdiri atas kebebasan dan perlindungan hak individu.

— Peneliti senior Citizen Lab, John Scott-Railton.

Sikap Paragon

  • Paragon hingga kini belum memberi komentar resmi atas keputusan ICE.
  • Chairman John Fleming sebelumnya menyatakan perusahaan hanya menjual produknya kepada pemerintah AS dan negara-negara sekutu.
  • Namun, tudingan penyalahgunaan spyware Graphite terhadap jurnalis tetap mencoreng citra Paragon sebagai penyedia solusi pengawasan yang “etis.”

Sebagai informasi, ICE dikenal memperluas kekuatan pengawasannya sejak era Trump, termasuk dalam operasi deportasi massal. Aktifnya kembali kontrak dengan Paragon menimbulkan kekhawatiran akan potensi penyalahgunaan teknologi pengawasan terhadap kelompok rentan, khususnya imigran dan aktivis. (TechCrunch)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.