Menantang OpenAI dan DeepSeek, Startup & Universitas Uni Emirat Arab Luncurkan K2 Think

INFORMASI.COM, Jakarta - Startup teknologi G42 bersama Mohamed bin Zayed University of Artificial Intelligence (MBZUAI) resmi meluncurkan K2 Think, sistem AI open-source yang digadang sebagai penantang serius OpenAI dan DeepSeek.
Mengutip keterangan resmi MBZUAI, Selasa (9/9/2025), dengan hanya 32 miliar parameter, model ini mampu melampaui performa model reasoning raksasa yang ukurannya 20 kali lebih besar, membuka era baru di mana kecerdasan dan efisiensi lebih penting daripada sekadar skala.
Mengapa K2 Think Jadi Penantang Baru?
- •Efisiensi ekstrem: 32 miliar parameter, namun bisa menyaingi bahkan melampaui model reasoning terbesar.
- •Fokus reasoning: dirancang khusus untuk memperkuat logika dan akurasi, area yang menjadi kelemahan banyak model besar.
- •Sifat open-source penuh: tidak hanya membagikan bobot model, tapi juga data, kode, hingga optimisasi.
Enam Pilar Inovasi K2 Think
- •Long chain-of-thought fine-tuning: memperdalam kemampuan bernalar.
- •Reinforcement learning dengan reward terverifikasi: meningkatkan akurasi pada persoalan sulit.
- •Agentic planning: memecah masalah kompleks sebelum mencari solusi.
- •Test-time scaling: adaptasi fleksibel di berbagai konteks.
- •Spekulatif decoding di Cerebras hardware: throughput hingga 2.000 token/detik.
- •Transparansi penuh: membuka jalan bagi riset global.
“ K2 Think menandai standar global baru dalam AI reasoning, sekaligus bukti komitmen UEA untuk berbagi inovasi yang skalabel dan berdampak global. ”
— Chairman MBZUAI Board of Trustees, Khaldoon Khalifa Al Mubarak.
Membandingkan dengan OpenAI dan DeepSeek
- •OpenAI fokus pada model besar yang mengedepankan performa lewat skala masif.
- •DeepSeek menjadi sorotan karena efisiensi biaya pelatihan.
- •K2 Think mengambil jalan berbeda, yakni menggabungkan efisiensi parameter, reasoning yang dalam, serta keterbukaan penuh, menjadikannya alternatif strategis di pasar AI global.
Performa dan Kecepatan
- •Memimpin performa reasoning open-source di ajang bergengsi: AIME ’24/’25, HMMT ’25, dan OMNI-Math-HARD.
- •Disebut sebagai salah satu sistem tercepat dan paling efisien berkat integrasi dengan platform wafer-scale Cerebras.
- •Menjadi bukti bahwa “lebih kecil bisa lebih unggul”.
“ Paradigma AI telah bergeser, dimana bukan lagi ‘lebih besar lebih baik’, melainkan ‘lebih cerdas lebih baik’. K2 Think adalah awal dari gelombang inovasi AI berikutnya. ”
— CEO G42, Peng Xiao.
Bisa dikatakan, kemunculan K2 Think ini menegaskan ambisi Uni Emirat Arab menjadi pusat inovasi AI dunia. K2 Think juga memperpanjang tradisi model open-source dari UEA, seperti Jais, NANDA, dan SHERKALA. Selain itu, K2 Think menjadi bukti bahwa kombinasi kampus dan startup bisa melahirkan sistem AI yang bersaing dengan raksasa global. (MBZUAI)