Nokia Luncurkan "Warphone", Bidik Lonjakan Belanja Pertahanan NATO

Nokia Luncurkan "Warphone", Bidik Lonjakan Belanja Pertahanan NATO
Nokia Mission-Safe Phone. (Foto: Nokia)

INFORMASI.COM, Jakarta - Nama Nokia mungkin jarang terdengar lagi di pasar ponsel konsumen, namun di medan tempur, brand asal Finlandia ini siap kembali bersinar. Mengutip keterangan resmi, Selasa (9/9/2025), Nokia baru saja memperkenalkan ponsel pintar tahan medan perang dan sistem komunikasi taktis berbasis 5G, langkah ambisius untuk merebut peluang dari lonjakan belanja militer negara-negara NATO.

Ekspansi Nokia ke Sektor Pertahanan

  • Nokia meluncurkan "mission-safe phone", ponsel khusus untuk kebutuhan militer dengan prosesor Qualcomm, dukungan penuh 5G, serta kompatibilitas dengan aplikasi khusus militer.
  • Ponsel ini dirancang tangguh dengan pelindung karet untuk menghadapi kondisi ekstrem di lapangan.
  • Bersamaan dengan itu, Nokia memperkenalkan Banshee tactical radio versi 5G, perangkat berbentuk ransel yang menjadikan setiap prajurit sebagai jaringan komunikasi bergerak.

Dengan Nokia Mission-Safe Phone dan radio taktis Nokia Banshee 5G, kami menghadirkan konektivitas dan ketahanan generasi mendatang. Dan dengan ekosistem komunikasi taktis kami yang terintegrasi penuh, kami berada di posisi yang unik untuk memenuhi kebutuhan operasi pertahanan modern yang menyeluruh.

— Head of Space and Defense Nokia, Giuseppe Targia.

Alasan Beralih ke Sektor Pertahanan

  • Penjualan Nokia di pasar konsumen melambat: pada semester pertama, pendapatan turun 2 persen menjadi €8,9 miliar, dengan margin operasi anjlok dari 11,5 persen ke 5,1 persen.
  • Pertahanan kini dipandang lebih menjanjikan, terutama setelah NATO mendorong anggotanya meningkatkan belanja militer hingga 5 persen dari PDB dalam dekade mendatang.
  • Investasi besar diproyeksikan masuk ke komunikasi berbasis 4G, 5G, dan nantinya 6G.

Persaingan dan Keunggulan

  • Vendor dari China seperti Huawei dan ZTE praktis tersingkir dari kontrak NATO karena dianggap berisiko tinggi dalam hal keamanan.
  • Hal ini membuka peluang lebih besar bagi vendor Eropa seperti Nokia dan Ericsson.
  • NATO juga tengah menguji sistem komunikasi dual-use (sipil-militer) di Ouluzone, Finlandia, dengan dukungan program DIANA (Defence Innovation Accelerator for the North Atlantic).

Dimensi Geopolitik

  • Lonjakan belanja pertahanan Eropa tak lepas dari ancaman Rusia di bawah Vladimir Putin.
  • Sementara itu, tekanan dari Donald Trump mempercepat komitmen NATO dalam meningkatkan anggaran militer.
  • Namun, Nokia menegaskan tidak akan menjual produk ke negara yang melanggar prinsip HAM atau berseberangan dengan blok Barat.

Kami punya proses due diligence HAM yang ketat untuk menentukan negara tujuan produk kami. Tidak ada area abu-abu.

— Presiden Mobile Networks Nokia, Tommi Uitto.

Warisan Militer Nokia

  • Nokia sebenarnya sudah berkecimpung di teknologi militer sejak lebih dari 50 tahun lalu, termasuk proyek radio rahasia untuk pemerintah Finlandia.
  • Fokus ke sektor pertahanan sempat meredup ketika Nokia berjaya di pasar ponsel konsumen, namun kini kembali menjadi prioritas utama.
  • Akuisisi Fenix Group asal AS tahun lalu memperkuat posisi Nokia di teknologi komunikasi militer modern.

Dorongan NATO untuk meningkatkan belanja komunikasi militer membuka peluang besar, terutama bagi vendor Barat yang terbebas dari isu keamanan seperti Huawei. Bagi Nokia, perang bukan hanya soal geopolitik, melainkan juga arena bisnis baru yang menjanjikan. (Nokia/LightReading)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.