SpaceX Targetkan Roket Reusable Starship Angkut 100 Ton ke Orbit pada 2026

SpaceX Targetkan Roket Reusable Starship Angkut 100 Ton ke Orbit pada 2026
Ilustrasi, roket Starship. (Foto: SpaceX)

INFORMASI.COM, Jakarta - Elon Musk kembali menggebrak dunia antariksa dengan target ambisius terbaru untuk roket raksasa SpaceX, Starship. Ia menyatakan, kendaraan peluncur yang sepenuhnya dapat digunakan ulang atau reusable tersebut, ditargetkan mampu mengirim muatan hingga 100 ton ke orbit Bumi rendah pada 2026.

Mengutip Tech Story, Kamis (11/9/2025), jika tercapai, kapasitas ini bukan sekadar lompatan kecil, melainkan generasi baru transportasi luar angkasa yang bisa membuka jalan bagi pembangunan stasiun orbital, pengiriman satelit masif, hingga langkah nyata menuju koloni manusia di Mars.

Kapasitas Angkut yang Melampaui Kompetitor

  • Falcon Heavy, roket terkuat SpaceX saat ini, hanya mampu membawa sekitar 64 ton.
  • Starship akan melampaui angka tersebut hampir dua kali lipat, menjadikannya roket paling bertenaga dalam sejarah.
  • Dengan kapasitas 100 ton, misi yang dulunya tidak ekonomis atau mustahil bisa menjadi kenyataan.

Reusabilitas Jadi Kunci

  • Starship dirancang agar Super Heavy booster dan tahap atasnya bisa kembali ke Bumi untuk dipakai ulang.
  • Model ini akan memangkas biaya per kilogram muatan secara drastis, menjadikan pengiriman ke orbit lebih mirip operasi logistik rutin ketimbang proyek miliaran dolar sekali jalan.

Musk dan Timeline Optimistis

  • Elon Musk dikenal kerap menetapkan target agresif, yang sering kali meleset tetapi tetap mendorong inovasi cepat.
  • Awalnya, ia menargetkan Starship bisa membawa muatan ke orbit pada 2020, namun hingga kini jadwalnya bergeser.
  • Meski begitu, uji coba berulang telah membuktikan kemajuan signifikan, termasuk pengoperasian mesin Raptor dan peluncuran prototipe.

Tantangan Teknis Besar

  • Pendaratan ulang: ukuran Super Heavy jauh lebih besar dari Falcon 9, menuntut sistem penangkapan unik menggunakan menara peluncur.
  • Pengisian bahan bakar di orbit: untuk misi jarak jauh, Starship harus diisi ulang di luar angkasa, yang merupakan proses rumit yang butuh presisi tinggi.
  • Produksi massal mesin Raptor: menjadi kunci untuk menjaga kecepatan uji coba dan peningkatan desain.

Sebagai informasi, NASA menunjuk Starship sebagai pendarat dalam program Artemis untuk mengembalikan manusia ke Bulan. Dengan daya angkut besar, Starship bisa membawa kru, kargo, dan infrastruktur penting guna mendukung keberadaan manusia di Bulan maupun Mars. Bisa dikatakan, visi Musk tentang kota mandiri di Mars hanya mungkin tercapai dengan roket yang mampu membawa 100 ton muatan. (Tech Story)

BAGIKAN
Anda harus login untuk memberikan komentar.