Hati-hati, Indonesia Bisa Tua Sebelum Kaya

INFORMASI.COM, Jakarta - Meski konsisten di angka 5%, pertumbuhan ekonomi dinilai belum cukup untuk membebaskan Indonesia dari jebakan kelas menengah. Pendapatan per kapita Indonesia tetap berada di bawah US$30.000 per tahun di tahun 2045.
Hal tersebut diungkap oleh Mantan Menteri Keuangan RI, Muhammad Chatib Basri dalam sebuah Kuliah Umum di Universitas Sumatera Utara (USU), Jumat (11/10/2024). Menurut Chatib, di tahun 2050 Indonesia akan dihadapkan dengan persoalan aging population yang mana proporsi penduduk tua dan tidak produktif akan mendominasi demografi.
“Indonesia kalau tumbuhnya hanya 5% ada risiko kita menjadi tua sebelum kaya, pada saat itu orang tidak lagi di pasar kerja, banyak yang sudah pensiun, tetapi beban BPJS-nya tinggi” ujar Chatib.
Deflasi 5 Bulan Beruntun, Sinyal Buruk Ekonomi yang Terus Dibantah PemerintahOleh sebab itu, Chatib menuturkan pentingnya untuk mengakselerasi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut Chatib, sekurang-kurangnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia perlu berada di level 6%-7%, meskipun presiden terpilih, Prabowo Subianto memiliki target yang lebih tinggi, yakni 8%.
Bagaimana mencapainya?
Chatib bilang, kuncinya ada di dalam efisiensi investasi yang umumnya diukur menggunakan Incremental Capital Output Ratio (ICOR), yakni rasio untuk melihat berapa banyak investasi yang dibutuhkan untuk mencapai output tertentu. Artinya, semakin kecil nilai ICOR, maka akan semakin baik.
Menurut penuturan Chatib, dalam periode 2016-2022 ICOR Indonesia berada di level 6,8. Dengan demikian, untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 6%, maka investasi yang dibutuhkan adalah 6,8 kali lipatnya, yakni sekitar 41% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
“Masalahnya tabungan domestik Indonesia hanya 37%, kebutuhannya jika ingin tumbuh 8% adalah 54%, berarti ada gap sekitar 17%,” kata Chatib menjelaskan.
Ekonomi Dunia Lesu, Restriksi Perdagangan & Overproduksi TiongkokUntuk menutup gap tersebut, Chatib merumuskan beberapa hal yang perlu dilakukan, di antaranya :
1. Meningkatkan produktivitas
2. Infrastruktur
3. Good Governance
Menanggapi persoalan yang sama, dalam Webinar bertajuk Road to IETD, Kamis (10/10/2024), Anggota Dewan Pakar Prabowo-Gibran, Ali Mundakir mengungkap untuk mencapai laju pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi, pemerintahan Prabowo-Gibran akan memperbaiki kondisi industri nasional.
Di antaranya melalui pembentukan mesin ekonomi baru, seperti bidang digital, semikonduktor, dan ekonomi hijau. Adapun untuk memperbaiki investasi di berbagai sektor tersebut, Ali mengatakan perlu pemanfaatan energi bersih yang lebih baik.
“Salah satu langkah yang perlu diambil adalah memperbaiki iklim investasi di sektor ini, sehingga semakin menarik bagi para pemangku kepentingan untuk berinvestasi,” pungkasnya.
Komentar (0)
Login to comment on this news