- Home
- Internasional
- Ternyata, Ini yang Bikin Malaka Jatuh ke Tangan Portugis
Ternyata, Ini yang Bikin Malaka Jatuh ke Tangan Portugis

INFORMASI.COM, Jakarta – Kesultananan Malaka resmi jatuh ke tangan Portugis yang dipimpin oleh Afonso d'Albuquerque pada 24 Agustus 1511. Peristiwa ini menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Asia Tenggara, menandai awal dominasi kolonial Eropa di kawasan tersebut.
Ternyata, jatuhnya Malaka bukan hanya disebabkan oleh kekuatan militer Portugis, tetapi juga dipengaruhi oleh kelemahan internal yang melanda kesultanan tersebut.
Pada masa kejayaannya di bawah Bendahara Tun Perak, tulis Ooi Keat Gin dalam Historical Dictionary of Malaysia, (2009) dikutip pada Jumat (10/1/2025), Malaka dikenal sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan yang makmur. Namun, selepas kepemimpinan Tun Perak, Malaka mengalami kemunduran.
Sejarah Hari Ini: 9 Januari 1493, Columbus Klaim Lihat Putri DuyungKebijakan pajak yang tinggi terhadap pedagang asing, tulis J. Kennedy dalam History of Malaya A.D. 1400-1959, (1962), membuat banyak pedagang mulai meninggalkan Malaka dan beralih ke pelabuhan lain seperti Aceh, Bantam, Patani, dan Brunei. Kondisi ini menggerogoti perekonomian Malaka secara perlahan.
Selain itu, sistem pemerintahan Malaka, menurut Kennedy, sangat bergantung pada kekuatan pribadi sultan atau bendahara. Ketidakstabilan dalam suksesi kepemimpinan dan persaingan antar aristokrasi semakin memperlemah fondasi politik Malaka.
Loyalitas yang terpecah dan konflik internal mengakibatkan kesatuan rakyat terganggu. Ketika Portugis menyerang, tulis dia, banyak kelompok non-Melayu di Malaka—seperti pedagang Tionghoa, Jawa, dan India—bersikap apatis atau bahkan mendukung pihak Portugis.
Pasukan Portugis di bawah Afonso d'Albuquerque, seperti disebutkan oleh Manuel de Faria y Souza dalam Asia Portugueza, Vol. IV, (1666), hanya berjumlah sekitar 1.100 orang, termasuk 800 tentara Portugis dan 300 prajurit Malabar.
Meskipun demikian, mereka mampu menaklukkan Malaka yang disebut-sebut memiliki 30 ribu tentara—angka ini diperdebatkan. Portugis unggul dalam strategi militer, disiplin, dan teknologi persenjataan.
Pertahanan Malaka didukung oleh ribuan meriam, tetapi efektivitasnya dipertanyakan. Banyak di antaranya, menurut Kennedy, berupa “meriam asap dan suara” yang mudah meledak saat digunakan.
Sejarah Hari Ini: 8 Januari 1855, Pangeran Diponegoro WafatSebaliknya, meriam Portugis lebih canggih dan presisi. Pasukan Portugis juga memiliki kapal perang yang kuat dan pengalaman bertempur selama berabad-abad melawan bangsa Moor.
Selain keunggulan teknologi, tulis dia, semangat juang Portugis juga menjadi faktor penentu. Mereka bertempur dengan disiplin dan keberanian, sementara Malaka terguncang oleh disintegrasi sosial dan politik.
Jatuhnya Malaka merupakan hasil dari kombinasi faktor internal dan eksternal. Di satu sisi, kelemahan dalam pemerintahan dan persatuan rakyat memperlemah Malaka dari dalam.
Di sisi lain, keunggulan teknologi, taktik militer, dan semangat pasukan Portugis mempercepat kehancuran kesultanan ini. Peristiwa ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana kestabilan internal suatu negara berperan penting dalam menghadapi ancaman dari luar.
(Penulis: Dhia Oktoriza Sativa)
Komentar (0)
Login to comment on this news