Sekolah Rakyat Dimulai 14 Juli, Kemensos Gelar Simulasi 9-10 Juli

INFORMASI.COM, Jakarta - Kementerian Sosial menggelar simulasi penyelenggaraan Sekolah Rakyat Rintisan selama dua hari, 9–10 Juli 2025, sebelum pembelajaran resmi dimulai pada 14 Juli. Simulasi berlangsung 24 jam penuh di Sentra Handayani, Jakarta Timur, Rabu (9/7/2025).
“ Hari ini kami melakukan simulasi untuk penyelenggaraan Sekolah Rakyat Rintisan selama 24 jam penuh mulai hari ini. ”
— Saifullah Yusuf, Menteri Sosial, di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Apa itu Sekolah Rakyat?
Sekolah Rakyat adalah program prioritas Presiden Prabowo Subianto untuk menyediakan pendidikan berasrama gratis bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem di jenjang SD, SMP, dan SMA.
Detail simulasi:
- • Tanggal simulasi: 9–10 Juli 2025.
- • Durasi: 24 jam nonstop, dengan siswa menginap di asrama.
- • Jumlah peserta: 75 siswa SMP.
- • Dibagi dalam 3 rombongan (25 siswa per rombongan).
Kegiatan:
- • Cek Kesehatan, bekerja sama dengan Kemenkes.
- • Distribusi seragam.
- • Pengenalan lingkungan sekolah.
- • Uji coba sistem pembelajaran digital (LMS).
- • Pemetaan bakat berbasis tes DNA dengan AI dari ESQ Leadership.
“ Tes ini gratis untuk Sekolah Rakyat dan membantu guru mengenali potensi siswa lebih cepat. ”
— Saifullah Yusuf, Menteri Sosial, di Jakarta, Rabu (9/7/2025).
Ary Ginanjar, pendiri ESQ Leadership Center, salah satu pihak yang diajak bekerja sama, menjelaskan:
- • Siswa hanya mengisi 99 pertanyaan selama 10 menit.
- • Wawancara untuk mengetahui kecenderungan minat mereka, di antaranya STEM, bahasa, maupun sosial humaniora.
“ Dari awal kami bisa tahu potensinya, sehingga pembinaan sampai penempatan kerja pun bisa presisi. ”
— Ary Ginanjar, pendiri ESQ Leadership Center, seperti dilansir Antara, Rabu (9/7/2025).
Infrastruktur dan dukungan digital
Sekolah rakyat juga menyisipkan program pengembangan teknologi bagi para siswa. Pihak Kemensos memastikan bahwa:
- • Laptop tidak dibawa ke kamar tidur, hanya untuk kegiatan belajar.
- • Spesifikasi alat TI ditentukan oleh tim ahli dari beberapa perguruan tinggi.
- • Pengadaan tidak bergantung pada merek, hanya pada kecocokan kebutuhan belajar.
“ Kami tidak pakai laptop terlalu mahal atau terlalu murah, sesuai kebutuhan siswa. ”
— Robben Rico, Sekjen Kemensos.
(ANT)