Sering Terdengar, Ternyata Ini Arti Istilah Intel Melayu

INFORMASI.COM, Jakarta – Keberadaan intelijen memang penting bagi suatu negara. Penguasa biasanya memanfaatkan informasi yang disuplai badan telik sandi untuk melawan musuh-musuh negara.
Ngomong-ngomong intelijen, ada sebutan khusus yang namanya “intel Melayu”. Sebelum itu, yuk kita simak perkembangan intelijen di Indonesia pada masa lampau.
Dikutip dari Memata-matai Kaum Pergerakan, Dinas Intelijen Politik Hindia Belanda, 1916-1934, (2013) karya Allan Akbar, Rabu (8/1/2025), pada Mei 1916 di tengah maraknya aktivitas gerakan rakyat di Jawa, dalam pemerintah kolonial membentuk Politieke Inlichtingen Dienst (PID) untuk mengawasi dan mengumpulkan informasi dari setiap pergerakan.
Kisah Menarik Hoegeng yang Jarang Diketahui Orang: Pernah Jadi Sasaran SniperDinas intelijen pada masa kolonial, tulis Allan, digunakan sebagai alat penekan dan peredam gejolak sosial-politik yang dapat melemahkan legitimasi pemerintah. Jika dikaitkan dengan masa kini, peranan dinas intelijen di Indonesia seharusnya menjadi periskop jarak jauh dan menangkal ancaman negara yang sesungguhnya, bukan menjadi alat penindasan rezim yang berkuasa.
Dalam budaya populer, dunia intelijen digambarkan secara sangat memikat. Namun, menurut Wahyu Saronto dalam Teori Intelijen Pembangunan Jaringan Dunia Siber, (2024), image itu hanya fatamorgana.
Lalu, apa itu Intel Melayu?
Sejarah Pembentukan Grup Lawak Legendaris, Warkop DKIProfesionalisme intelijen di Indonesia masih dari waktu ke waktu. Makanya, muncul istilah ‘intel Melayu’ atau ‘Spion Melayu’.
Biasanya intel Melayu ini, kata H. Roesli dalam Republik Funky: Asal-Usul Harry Roesly, (2005), dengan sadar atau sengaja dan punya maksud tertentu, senang menonjolkan pistolnya yang disembunyikan di balik baju.
Sejatinya, orang seperti ini tidak mampu jadi intel.
Menurut Otto Syamsuddin Ishak dalam Dari Maaf ke Panik Aceh: Sebuah Sketsa Sosiologi-Politik, (2000), "intel Melayu’ adalah intel yang salah melulu. Aksesoris handy-talky dan kelakuan overacting-nya malah membuat mereka gampang ditandai oleh rakyat.
(Penulis: Dhia Oktoriza Sativa)
Komentar (0)
Login to comment on this news