Sejarah Hari Ini: 10 Januari 1966, Mahasiswa Serukan Tritura kepada Rezim Soekarno

INFORMASI.COM, Jakarta – Pada 10 Januari 1966, mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di Jakarta. Mereka menyerukan Tiga Tuntutan Rakyat (Tritura) kepada Presiden Soekarno.
Dikutip dari artikel “Kontrol Sejarah Semasa Pemerintahan Soeharto” yang dimuat di jurnal Sejarah pada 1999, dikutip Jumat (10/1/2025), sang penulis Asvi Warman Adam, menerangkan bahwa Tritura ialah serangkaian demonstrasi mahasiswa di Jakarta yang dimulai pada 10 Januari 1966.
Nama Tritura sendiri diambil dari pengelompokan poster-poster yang muncul dalam aksi yang meliputi; bubarkan Partai Komunis Indonesia, rombak Kabinet Dwi Komando Rakyat, dan turunkan harga-harga.
Aksi mahasiswa yang kritis pada rezim Soekarno dipimpin oleh Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia (KAMI). Organisasi yang berdiri pada 25 Oktober 1965 ini, tulis R. Cribb dan A. Kahin dalam Historical Dictionary of Indonesia, dibuat untuk memelopori pembasmian PKI dan kaum kiri Indonesia pasca peristiwa Gerakan Tigapuluh September 1965.
Sejarah Hari Ini: 10 Januari 1920, Liga Bangsa-Bangsa DibentukKAMI, tulis Cribb dan Kahin, acap kali berpawai di jalanan dan meluncurkan kampanye dengan menyebarkan pamflet-pamflet. Organisasi ini disokong dan bekerja sama dengan Brigjen Kemal Idris dan Kolonel Sarwo Edhie yang antikomunis.
Tritura, kata Ketua presidium KAMI UI, Abdul Gafur, dalam suatu wawancara yang dimuat oleh Media Karya pada Januari 1987, sederhana dalam rumusan, tapi maknanya menjangkau jauh sekali.
Tuntutan pertama untuk membubarkan PKI, ungkap Gafur, juga berarti penolakan pada komunisme, marxisme dan leninisme. Tuntutan kedua juga tak sekadar menurunkan harga tapi juga ingin sistem ekonomi yang lebih baik.
Tuntutan terakhir tak hanya ingin membongkar kabinet, tapi hendak menciptakan pemerintahan yang bersih, berwibawa dan kuat.
Akibat sesaknya Jakarta oleh para demonstran, pemerintahan Soekarno mencari ruang di Bogor. Dalam buku 50 Tahun Indonesia Merdeka: 1965-1995, disebutkan meskipun Kabinet Dwikora bersidang di kota hujan, massa demonstran tetap memadati Istana Bogor.
Mayjend Soeharto sempat diperintah oleh Soekarno untuk meredam ketegangan di luar gedung. Tetapi ketika Arief Rahman Hakin tewas ditembak pasukan Cakrabirawa pada 24 Februari 1966, mahasiswa kembali panas. Aksi demonstrasi terjadi setiap hari.
Dalam keadaan negara yang gawat, Presiden Soekarno terdesak dan memberikan amanat kepada Mayjen Soeharto melalui Surat Perintah Sebelas Maret. Surat sakti ini, tulis Cribb dan Kahin, berisi “perintah untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk menjamin keamanan dan ketenteraman dan stabilitas pemerintah yang berjalan dan lajunya revolusi Indonesia”.
Sejarah Hari Ini: 9 Januari 1493, Columbus Klaim Lihat Putri DuyungPada akhirnya, Tritura memang berhasil dipenuhi. PKI dibubarkan pada 12 Maret 1966, Presiden Soekarno digulingkan tepat setahun kemudian dan inflasi dapat diredam.
Dalam menekan inflasi, tulis Cribb dan Kahin, Soeharto dibantu oleh sejumlah ekonom didikan Amerika yang disebut Mafia Berkeley. Grup yang dipimpin Widjojo Nitisastro ini mendesak Soeharto untuk meminta bantuan ekonomi dari Barat.
Demi tujuan itu dibentuklah Inter-Governmental Group on Indonesia (IGGI), bersama dengan World Bank dan International Monetary Fund. Badan ini menyediakan lebih dari tiga perempat dari dana pembangunan yang dikeluarkan Soeharto pada masa-masa awal. Akibatnya, tulis Cribb dan Kahin, tingkat inflasi turun dari 600% pada tahun 1966 menjadi 22% pada tahun 1969-1972.
(Penulis: Dhia Oktoriza Sativa)
Komentar (0)
Login to comment on this news