Apa Saja Aktivitas Kriminal yang Ditemukan di Telegram?

INFORMASI.COM, Jakarta - Telegram, aplikasi perpesanan, dianggap memfasilitasi aktivitas ilegal dan ekstremis menurut investigasi mendalam oleh The New York Times.
Platform ini sering digunakan untuk kegiatan terlarang, seperti perdagangan narkoba, pelecehan seksual anak, terorisme, dan penyebaran hasutan rasial.
Dalam penyelidikan yang melibatkan analisis 3,2 juta pesan dari 16.000 saluran, terungkap bahwa platform ini menjadi sarang konten ekstrem yang belum pernah dilaporkan sebelumnya.
Sekitar 1.500 saluran supremasi kulit putih beroperasi di Telegram, menghubungkan hampir satu juta orang di seluruh dunia. Selain itu, ditemukan lebih dari dua puluh saluran yang menjual senjata dan 22 saluran yang mempromosikan obat-obatan terlarang seperti MDMA dan heroin ke lebih dari 20 negara.
Kelompok teroris seperti ISIS, dan kelompok militan seperti Hamas juga menggunakan Telegram untuk menyebarkan pesan mereka.
Penonton saluran Hamas melonjak hingga sepuluh kali lipat setelah serangan 7 Oktober 2023, mencapai 400 juta tampilan pada bulan Oktober.
“Telegram adalah tempat paling populer bagi aktor jahat dan kekerasan untuk berkumpul. Jika Anda seorang penjahat, itulah tempat Anda akan mendarat.” ujar Rebecca Weiner, Komisaris Deputi untuk Intelijen dan Kontra-Terorisme di Kepolisian New York, dilansir dari New York Times, Jumat (13/9/2024).
Selain itu, Telegram kerap dianggap kebal hukum, beroperasi seperti organisasi tanpa negara. Pendiri Telegram, Pavel Durov, menjalankan perusahaan dengan prinsip bahwa pemerintah tidak boleh mengontrol apa yang orang sampaikan secara online.
"Jika sepenuhnya terserah kami, kami akan selalu memberikan kepada pengguna akses ke informasi tanpa sensor," kata Durov.
CEO Telegram Akhirnya Buka Suara Terkait Penahanannya di PrancisNamun, Durov ditangkap di Prancis bulan lalu atas tuduhan gagal bekerja sama dengan penegak hukum terkait kejahatan di Telegram, termasuk distribusi materi pelecehan seksual anak dan perdagangan narkoba.
Menanggapi hal ini, Telegram menyatakan tengah memperbaiki fitur dan sistem moderasi. Durov sendiri membantah bahwa Telegram adalah "sarang anarkis," dan mengklaim bahwa mereka menghapus jutaan konten berbahaya setiap hari.
Telegram Jadi Sarang Kejahatan, Ini Alasan CEO-nyaDia menyebut penyebaran konten ilegal di platformnya sebagai "masa pertumbuhan" Telegram, sambil menegaskan komitmennya untuk melakukan perbaikan signifikan.
Dalam pernyataan kepada The New York Times, Durov mengatakan bahwa "99,999 persen pengguna kami adalah sah," namun ia mengakui bahwa masih ada banyak hal yang harus diperbaiki dalam moderasi platform.
Komentar (0)
Login to comment on this news