Perdagangan Senjata Ilegal, Salah Satu Kasus Besar yang Difasilitasi Telegram

INFORMASI.COM, Jakarta - Telegram kembali menjadi sorotan setelah penyelidikan mengungkap bahwa aplikasi ini digunakan untuk aktivitas ilegal, termasuk perdagangan senjata dan narkoba.
Salah satu kasus menonjol melibatkan Hayden Espinosa, yang pada Desember 2022 mulai menjalani hukuman 33 bulan penjara di Louisiana atas tuduhan membeli dan menjual senjata ilegal.
Kasus Espinosa terungkap setelah Payton Gendron, pelaku penembakan di Buffalo pada 2022, mengarahkan penyidik ke saluran Telegram tersebut. Polisi rahasia kemudian membeli senjata dari Espinosa pada Agustus 2023, yang akhirnya menguatkan dakwaan terhadapnya.
Meskipun berada di balik jeruji besi, Espinosa tetap melanjutkan bisnis ilegalnya menggunakan ponsel selundupan. Dia beroperasi melalui saluran Telegram yang memanfaatkan anonimitas dan kemudahan platform tersebut.
Dilansir dari New York Times, Telegram kerap disebut sebagai "dark web" versi mudah diakses yang memfasilitasi perdagangan barang ilegal dengan berbagai fitur uniknya seperti “saluran” dan “supergrup”.
Apa Saja Aktivitas Kriminal yang Ditemukan di Telegram?Fitur ini memudahkan pedagang untuk beroperasi secara anonim, menjual berbagai barang mulai dari senjata hingga narkoba dan kartu ATM palsu. Dengan dukungan fitur siaran massal, penjual dapat menjangkau ribuan orang dengan mudah.
Penyelidikan menemukan sedikitnya 50 saluran yang secara terbuka menjual barang selundupan, dengan beberapa saluran bahkan menggunakan istilah "touchdowns" untuk merayakan transaksi yang sukses.
Kasus Espinosa hanyalah satu contoh dari banyak aktivitas kriminal di Telegram. Platform ini juga sering menjadi tempat bagi ekstremis, penjual barang ilegal, hingga kelompok teroris. Meski Telegram mengklaim memiliki sistem moderasi yang memantau konten publik, banyak pihak menilai tindakan mereka masih kurang efektif.
Fitur 'People Nearby' Dihapus di Telegram, Perangi Aktivitas IlegalTelegram tidak menyediakan cukup sumber daya untuk menangani aktivitas ilegal ini. Investigasi mengungkap bahwa staf moderasi tidak bertambah seiring dengan pertumbuhan pengguna platform.
Komentar (0)
Login to comment on this news