Profil Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda yang Tertarik kepada Candi Borobudur

INFORMASI.COM, Jakarta – Pernahkah kamu mendengar nama Thomas Stamford Raffles? Ya, dia adalah seorang mantan gubernur jenderal Hindia Belanda.

Dikutip dari laman Britannica, British Museum, dan Kemendikbud, Kamis (2/1/2025), Raffles lahir ndi Jamaika, 6 Juli 1781 dan meninggal dunia di London, Inggris pada 5 Juli 1826 pada usia 44 tahun.

Raffles lahir dari keluarga kelas menengah yang tinggal di pelabuhan Karibia. Ayahnya bekerja sebagai kapten di kapal perdagangan, namun kondisi ekonomi keluarga yang tidak stabil membuat pendidikan formalnya terhenti lebih awal. Pada usia 14 tahun, ia mulai bekerja di East India Company (EIC), sebuah perusahaan dagang Inggris yang memiliki pengaruh besar di kawasan Asia.

Sejarah Hari Ini: Granada Jatuh ke Tangan Spanyol, Kekuasaan Muslim Berakhir

Karier Raffles di EIC dimulai sebagai pegawai magang di kantor pusat London, namun kecakapannya segera membawanya ke wilayah operasional perusahaan di Asia Tenggara.

Pada 1805, ia ditugaskan menjadi asisten sekretaris pemerintah di Pulau Penang, sebuah pangkalan dagang di Selat Malaka. Di sana, Raffles memperdalam pengetahuannya tentang budaya dan bahasa Melayu, yang kelak menjadi aset penting dalam kebijakan kolonialnya.

Titik balik karier Raffles terjadi pada 1811 ketika Inggris menguasai Jawa dari Belanda selama Perang Napoleon. Raffles diangkat sebagai gubernur di Jawa.

Sejarah Hari Ini: Belanda Mengakui Kedaulatan Indonesia

Selama masa jabatannya, ia memperkenalkan sejumlah reformasi penting, termasuk penghapusan kerja paksa dan perbaikan sistem perpajakan.

Raffles juga dikenal karena minatnya pada arkeologi, terutama setelah mensponsori penggalian dan dokumentasi Candi Borobudur. Semua hasil penelitiannya di Jawa, ditulis dalam buku History of Java—buku ini menceritakan

Dia meninggal dunia pada 5 Juli 1826 di London. Dia dikabarkan mengidap tumor otak.

(Penulis: Daffa Prasetia)